Pengantin Sang Duda
n sendirian. Saat ia mulai mengangkat lap untuk menyeka kotoran, ma
a makan untuk memastikan kalau
in. Namun saat itu Ajeng mengabaikannya karena berpikir mungkin mereka ber
Apa yang tadi ia sangka umum, itu bukan hal
nar berpenampilan urakan. Dengan rambut panjang dan diikat asal di belakang kepala, rambut-rambut di wajah yang hampir menututpi dua pertiga
ipun berjambang dan berkumis, tapi jelas terlihat rapi d
s berbeda. Jika pria di foto itu bertubuh tinggi, berbadan besar dan berkulit putih. Maka yan
lembut dan penuh tawa. Sementara yang ini, tatapannya tampa
r kan? Pria yang duduk itu, d
an memperhatikan pria yang duduk de
Ils
nahan mulutnya supaya tida
ria itu sud
k ka
us Ajeng lak
eritahukan kabar
ereka tunggu-tunggu? Kembaliny
da dirinya sendiri. Tapi 'mengasing
r ini. Menjauh dari keluarganya, menjauh dari putri s
us Ajeng katakan p
k percaya diri dan merasa kalau dirinya tak disayangi karena sampai detik ini, ayahnya tak kunjung kembali. Ta
pengasuh Ilsya. Meskipun ia bekerja untuk Oma Ana, tapi ia tid
uk disana itu bukanl
a tidak menyayangi Ilsya. Hanya saja itu bukan
penthouse dan menyembunyikan diri, alih-alih
nya. Ia menarik napas panjang, berusaha untuk menghilangkan semua pikiran yang masuk dala
nya tahu tentang Ilker dari cerita-cerita yang ia dengar dari keluarga pria itu. Selebihnya
li ke dalam penthouse dengan alat kebersihan di tangannya. Ia menutup pin
adalah meja makan yang tadi digunakan Ilker. Baik pri
i tadi hanya sekedar halusinasi saja. Tapi saat melihat piring b
hati. Ajeng melihat sekeliling dan mencoba me
anya. Ajeng mengedikkan bahu dan
atan. Ia meletakkan salah satu tas di depan pintu dan berjalan masuk ke dalam salah satu
ibuka lebar, Ajeng mulai menggant
an. Ia berniat untuk membuka file-file pekerjaannya
g lainnya di penthouse-tetap berada di
e kantor dalam waktu dekat. Hanya saja, saat ini ia perlu menghabiskan waktu dengan melakukan sesuatu, sementara ia sendiri ti
untuk kembali bekerja, sekalipun
an atas semua pekerjaan dan membebankan semuany
du itu lagi dari celah pintu yang terbuka. Suara yang sudah meng
adi saat Ilker makan, gadis itu bekerja dalam di
suara merdu gadis itu seolah menghipnotisnya sehingga mau tak mau ia beranjak dari
tik kemudian karena memilih untuk mendengarkannya. Ia berdiri di sisi daun pintu
ng menceritakan kisah sedih yang
ku, kembalikan di
iapa penyanyi aslinya. Setahu ia akan lirik l
k bisa, meng
tak sanggup. Sun
a yang menyedihkan dan sayangnya masih ia rasakan. Membawa jiwanya kembali pa
a terpejam dan telinga yang terfokus pada suara Ajeng. Punggu
dian berubah nada dan lirik. Nam
lau tangis itu ada. Men
g tersisa untuk ditangisi.
a ini tak berasa? Kalau ci
sa memiliki,
u ada, mengapa
ia, tapi
asa lalunya yang tak menyenangkan. Sebab Tuh
adir. Ia melihat sosok wanita yang tersenyum kepadanya dengan wajah cantiknya. Ia kembali merasakan sakit se
utemukan t
ingis men
yumanmu kembal
dipujanya. Sangat dicintanya. Membawa istrinya kembali ke dalam mimpinya
au peluk tu
idup dal
, salah t
g dirasakannya dengan Syahinaz. Tidak ada lagi keba
karena ditinggalkan dan tahu bahwa sosok yang d
erita, kenapa Tuh
n – Salah
ukan mereka hanya untuk
gkan dengan kedua orangtuanya. Paman-pamannya. Saudara-saudaranya, ta