icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pengantin Sang Duda

Bab 4 Part 3

Jumlah Kata:2245    |    Dirilis Pada: 29/01/2024

Caliana menghentikkan

ingin membalikkan tubuhnya sama sekali. Memilih untuk mengeraskan hatinya dan menulikan teling

awabnya. "Apa Abang gak kasihan sama Ilsya? Dia masih bayi, Bang. Dia baru saja keh

rang yang berada di belakangnya. "Tapi Ilker gak mampu jaga anak itu. Hati Ilker

gi. Abang percaya kalau Mama bisa jaga dia. Abang

nya dengan perasaan tercabik dan mata memanas. Setelah mengucap itu, Ilker berjalan semakin cepat ke arah mo

m pelukan sang suami sambil meratapi nasib

lakukan, Mas?" Reng

ni tampak tak berusaha untuk mengendalikan diri. Ia menangis di pelukan sang s

menggantungkan harapan padanya. "Apa yang harus Mama lakukan s

Untuk sementara kita biarkan dulu. Biarkan dia memulihkan perasaannya." Ucap Syaquilla menengahi yang didu

li pada kita. Walau bagaiman

Kita hanya perlu memberikannya waktu untuk merenung, sementara it

mengangguk. Akal sehatnya berusaha untuk memahami ke

menggiring Nyonya Caliana menuju ruang tamu dimana pengajian dipersiapkan, Nyonya Calia

endirian, Syaquilla memapah ibu

melihat cermin tinggi yang ada di salah satu ruangan menunjukkan Ilsya tengah tertidur dalam gendongan Ajeng yang sedang mengayun

undur dari kamar, menarik tangan putri sambungnya da

-orang datang bersamaan dengan Tuan Adskhan dan para pria Le

ada di ruangan yang berbeda dan terpisah dari para pria. Pengajian berlan

, terdengar suara tangisan bayi d

r atas dimana Caliana membuatkan kamar bayi untuknya dengan barang

Wanita itu meletakkan Al-Qur'an yang sedang dibacanya dan bangkit dari dudukn

aran. Ada apa dengan Ilsya? Kenapa bayi itu menangis tak berhenti? Apakah bayi

ang. Dengan terkejut, ia menoleh dan melihat siapa orang yang sudah menepu

?" Tanya Aj

mpat puluh tahunan itu. "Ke kamarnya Non Ilsya." Lanju

g, menduga kalau Nyonya Caliana memerl

Ajeng cuma disuruh naik aja." Ucap asisten itu lagi. Tanpa banyak bertanya lagi, Ajeng lantas ban

tangis Ilsya masih belum mereda,

arena panik dan Nyonya Caliana tampak sedang mengayun Ilsya seraya berusaha menenangkannya. Bayi kecil itu tampa

a mengangguk dan melambaikan tangan dengan hati-hati, takut bayi Ilsy

akin dia gak kenapa-kenapa." Ucap Nyonya Caliana dengan panik. Wanita

da suster yang menjaganya? Namun Ajeng tak banyak bicara, ia menerima bayi Ils

sekarang kamu juga bisa nenangin dia." Ucap Ny

irik botol susu yang ada di atas nakas, botol susu yang masih hangat yang tadi coba

ke mulut Ilsya. Anehnya, Ilsya menerimanya dengan mudah dan mengisap susu yang ada di dalamnya de

yukai bau mba Ajeng." Ucap

mandang wanita itu dengan dahi be

is. Namun memang banyak bayi yang memilih 'bau'.

sang ibu. Tak jarang juga pada 'bau' ayah. D

menempel dalam pelukan sang ibu terus menerus dan enggan berjauhan. Sedikit saja dilepas, bayi itu

a dia lebih nyaman berada dalam pelukannya mba Ajeng daripada peluk

ya kan bukan siapa-siapa nya Ilsy

arus menjadi 'siapa-siapa'nya

bisa membuat mereka aman dan nyaman. Mereka bisa merasakan ketulusan. Seperti mereka bisa merasaka

ngah memperhatikan cucu barunya yang sudah menghabiskan tiga p

kkan senyum lembut sekaligus sedih. Entah

ng angguki. Tak lama setelahnya, wanita itu keluar dari kamar Ilsya diikuti oleh

a disana, mengabaikan box bayi yang ada di salah satu dinding. Tangan kirinya mengusap kepala bayi yang terbungkus selimut sementara tangan kanannya masih memega

tengah berbincang dengan Rianna dan meminta tolong Rianna u

a di tem

keretak kayu yang terbakar menjadi musik penggiring malam itu. Seorang pria bertubuh tinggi besar de

bris kehadirannya. Pria itu duduk di di atas kursi lipat di sisi lain api unggun dan menatap wajah sepupunya dengan

gue." Jawab Ilker denga

ahu perasaan keluarga kita karena gue ngeras

Namun menurut hierarki dalam keluarga, Ilker tetap mer

ilangan l

. Gue gak akan tahu rasanya jadi loe. Tap

irkan usianya sampai disini aja. Loe

uarga loe yang masih hidup. Inget sama Aunty Ana, Uncle Adskhan

e. Buah cinta loe sama Syahinaz. Jangan

hin dia." Jawa

napa loe gak di sampingnya dia dan jaga dia seperti seharusnya yang seo

Serkan dengan tajam. "Gue gak nyalahin dia atas perginya Syahinaz. Tapi dia.. b

Tapi ngelihat dia,

hilangan Syahinaz, cinta dalam h

g di saat bersamaan." Ucap Ilker dengan lirih. Pria itu kembali terduduk di ata

ngangkat kepala dan melihat layar ponsel yang ada di tangan Serkan menyala. "Papa tahu A

nyembuhkan rasa sakit kehilangan Syah

ekarang. Tapi juga jangan

ih karena kamu pergi. Kalau Aba

atian dan kasih sayang dari ayahnya. Jangan sampai kamu mengula

kasih sayang yang bisa Mama, Papa dan kakak serta adik-adik kamu beri ke Ils

mengalami apa yang

ah tidak berada di sisi kakakmu ketika dia membutuhkan Papa. Jangan sam

Mendengar ucapan ayahnya mau

gin masa lalu terulang lagi, ia tidak ingin putrinya me

at kehilangan itu masih saja menyer

. Dan setelah semua itu, dia menjadikan putrinya-putri yang dulu di

Suara sang ayah kembali terdengar. "Pergilah, sembuhkan hati Abang sampai menurut Ab

pi juga di akhirat kelak. Dan kami juga sudah tidak muda lagi. En

Abang sudah kembali dan menjaga Ilsya

ya membutuhkanmu. Kembalilah sebelum semuanya terlambat." Dan rekaman itu pun berakhir

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka