Luka Batin Istriku
t?" Teriakan Ibu mengge
. Terlihat raut wajah Ibu yan
ut kearahku. Berbeda sekali dengan saa
a Tari bisa makan makanan sisa padahal makanan yang ada di meja
a di meja jangan makan makanan sisa. Gak baik loh untuk kesehatan kam
ani melihatku maupun Ibu. Aku tahu Tari saat ini se
kapan Tari melakukan ini semua. Memang selama ini aku tidak pernah melihatnya makan dan ini per
na kamu makan dari sia piringnya." Ibu menuntun Tari kembali ke meja makan. D
enuntunnya ke arah meja makan. Bahkan Tari memandan
antor?" Pertanyaan Ibu mengagetkanku dari lamunan. Gegas aku men
iar ASI nya lancar. Aku nitip Tari dan Adel ya, Bu." Ucap
*
rumah, terbukti dia tidak menyadari aku yang melewatinya dengan mengendarai mobil. Memang sengaja tak ku buny
saat berada tep
angnya kok aku tidak tahu." Tany
aik untukmu. Dimana Adel?" Tanyaku, pasaln
Mas tadi minum obat
ini Tari kembali terlihat berubah. Sikapnya dingin da
asuk!" Ajaknya pe
erlalu untuk membersihkan diri. Seharian berkutat dengan beberapa file yang menguras pik
menemui Tari. Tak lupa sebelum aku meninggalkan kamarku ku lihat Adel yang suda
inya lebih panas dari k
buatannya di depan televisi nyatanya hanya ada Ibu yang sedang menyaksikan sinetr
ada Ibu yang tengah fokus m
wab Ibu tanpa mengalihkan pan
ni membawaku ke depan kotak sufor yang sudah tidak berdiri lagi, mungkin akibat tersengg
dak langsung di buang saja agar tidak memenuhi meja." Gu
gian Tari m
saja kamu. Mas me
ng. Sebentar aku
ekatan membuat teh yan
membawa teh yang baru saja di buatnya ke ruangan bersantai.
beranjak ke kamar dan Tari mungkin sudah sejak tadi terlelap menem
dekapan Tari. Mungkin Adel baru saja menyusu dan tertidur hingga masih tidur dalam dekapan Tari. Sungg
ini lengkingan tangis Adel k
ku dengan mengucek mata y
panas banget." Jawab Tari dengan
k bereaksi?" Tany
dalam kamar lalu kembali membawa satu botol su
susu Adel telah habis dan tak ku lihat Tari membelinya malam ini. Aku juga tidak keluar membeli
ku dengan hati-hati. Pasalnya ku lihat susu yang Adel m
el masih ada kok." Jaw
ertidur ke tempat tidur milik kami. Ini s
adi sore aku menemukan kotak susu Adel yang kosong. Perasaan mengganjal pun menyelimuti
meninggalkan Tari yang tengah berbaring
susu di atas meja. Bahkan saat aku mengecek tempat sampah otak susu yang tadi sore aku buang masih ada