Menikahi Seorang Gigolo
an sosok yang berada di sampingnya. Tapi belum sempat kakinya melangkah,
menatap sosok yang berdiri di sam
nginkan, Les?" s
yaknya orang yang baru saja berkenalan?" sergah sosok yang ternyata adalah L
meng
takan padaku untuk melupakanmu, dan menganggap kita tidak pernah saling kenal?" Hanan
hat gugup mendengar
gi? Sekarang aku hanya ingin bisa berteman dan melupakan s
seketika terangkat me
sudah bergeser dari tempatnya?" Sarkasme kembali meluncur dari mulut Hanan. Ditatapnya kedua netra Leslie dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Ada ke
ara baik-baik layaknya dua
Aliya terdengar menyela perd
dari lengan Hanan, diiringi oleh tatapan curi
lau aku berbincang-bincang dengannya dan ingin tahu lebih jauh tentang calon sepupu iparku ini?"
Hanan," sahut Aliya dengan senyum yang tampak dipaksakan. Wan
sakah kita makan sekarang saja?" ajak
gsung menerima ajakan Hanan. Ia tidak ingin keluarganya mengorek-ngorek tentang
mengutip panggilan yang wanita itu sematkan untuk dirinya. Seringaian samar te
n menyusul," balas Lesli
ggalkan Leslie. Kepergian mereka diiringi sorot tajam dari kedua n
*
ai mengambil makanan dan hendak mencari tempat duduk. Senyuman lebar yang memp
ebut yang duduk di sebuah kursi makan, yang didepannya terdapat sebuah meja makan ber
n ibunya yang juga berada di tempat tersebut. Keduanya
Kak Liya belum juga sampai di rumah," cerocos wanita itu begitu Aliya berada di dekatnya. Lalu w
satu tangan, sedangkan tangannya yang l
dulu ke rumah. Aku takut kemalaman sampai di sini," ja
pada sosok yang berdiri di belakang Aliya. Lalu i
k Aliya ya?" Wanita itu bertany
yang selalu terlihat canggung dan malu-malu k
h adikku, Alika." Aliya segera me
rkan tangannya kepada Hanan dengan s
ak Liya." Dengan ramah dan senyuman
tangan Alika dan memba
epada yang bersangkutan," jawab Hanan
as kerlingan Hanan sembari menautkan jari
n makan dengan tenang!" Suara yang terdengar dingin t
a duduki. Hanan pun juga menarik sebuah kursi untuk ia duduki. Tapi tidak dengan Aliya. Wanita itu hanya
bertanya sembari meme
tidak pulang mengunjungi kami," ujar pria pa
ya. Padahal alasan sebenarnya karena dirinya merasa lelah dengan perta
ebuah pertanyaan dilontarkan oleh pria itu dengan senyuman men
sung bangkit dari duduknya dan mengulurkan tanga
amah tersungging di wajahnya yang masih terlihat tampan di usianya yang tidak lagi muda. Sikapnya sangat baik
k, Aliya!" Tanpa menatap wajah Aliya dan tetap fokus pada makanan
itu dengan raut wajah sedih. Pria itu yang mengerti dengan arti tatapan Aliya, hanya tersenyum s
nuju kursi yang berada di samping Han
a untuk membatalkan pesanan kamar untuk kalian berdua." D
h bingung, karena berpikir ibunya ingin mengusi
Mama ingin kamu dan Hanan menginap di rumah selama libur kerja beberapa hari ini," jelas Din
udah berencana untuk kembali ke Jakarta besok pagi. Tapi Aliya tahu