icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku Bukan Pengemis Nafkah, Mas

Aku Bukan Pengemis Nafkah, Mas

Penulis: RA. Adisti
icon

Bab 1 Part 1

Jumlah Kata:1091    |    Dirilis Pada: 13/01/2024

rt

r. Memangnya ke mana semua uangnya. Kamu itu sudah dikasih tahu supaya jangan boros-boros ta

aku memang hanya bisa memasak ketiga menu itu saja dengan uang

keadaan sekarang ini, semua harga barang-barang naik. Apalag

erluan yang lainnya. Semuanya butuh uang, Mas. Setidaknya kasih tambahan supaya aku bisa membeli

berinya uang sebulan enam ratus ribu tapi setiap makan, suaminya selalu disajikan makanan enak-enak, pintar aja si Hayati mengatur uangnya, masih banyakkan kamu dikasih uang tapi mengatur begitu saja nggak bisa, malah

ur keuangan keluarga, tak seperti aku yang dianggap boros. Padahal orang yang dibandingkan deng

nggi dengan gaji yang kutahu katanya lebih dari lima juta perbulannya dan setiap kutanyak

itu termasuk menyenangkan hati Mamanya, Maryam yang selalu tahu kapan Mas Reyhan gajian. Sementara aku sebagai istri harus mengemis nafkah setiap ia gajian dan tidak pernah ia ber

keliling untuk kebutuhan makan di rumah, apalagi memberikannya p

n di rumah, Mas. Boro-boro lah mau kasih Ibu

ggap bahwa Ibuku akan datang untuk meminta beras atau lauk. Melihat kelakuannya kadang membuatku malu karena b

ulu juga kutempati bersama saat masih gadis dulu. Kasihan Ibu tinggal di rumah sewanya sendirian. Untuk makan setiap hari, Ibu hanyalah buruh cuci di rumah Bu Kamila dan sesekali menjadi pencuci piring di acara nika

kayak makanan sapi begitu, siapa coba yang mau makan, kamu aja sudah makan sama anak

da, terpaksa bangkit dan mendekatinya lal

ng ini aku lagi nggak pegang uang cash," al

kus dua puluh lima ribu, uang yang kamu kasih semalam

lai membuka dompetnya. Aku tahu kalau uang lembaran di dompetnya banyak. Ia begitu ketakutan jika aku mendekat meli

ing terus sayur sama sam

melangkah ke luar pergi ke warung nasi padang yang ada di ujung jalan de

mpok isi dompetnya. Benar-benar tersinggung dengan sikapnya. Aku memang beberapa kali melihat isi dompetnya, tak bermaks

metar, aku membukanya dan ... Ya Tuhan, aku temukan uang lembaran seratus ribuan yang begitu banyak dan aku memperkirakan uang di domp

li peralatan mandi seperti sabun mandi, pasta gigi dan lai

idup kamu tapi nggak usah juga kebanyakan gaya, kalau peralatan mandi habis ya kamu hemat aja pakai yang

n mandi pun aku tak pernah mampu membelinya. Padahal aku meminta uang padanya karena aku melihat banyaknya uang di dompetnya, Mas Reyhan memang betul-be

annya yang panjang persis rel kereta api, Mas Reyhan memperlakukanku layaknya

inya di

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka