Kubalas Suamiku dan Maduku yang Benalu
lu," pintaku kepada putriku dan lekas mengambil beberapa piring
u?" Nela putriku, kembali bertanya kepadaku, aku menoleh
segera aku meraih piring untuk menyiapkan lauk
eng Ibu!" girang Nela, sebelum mulai menya
? Ada ayamnya, Nak!" kutunjukan sayur sop yang berisi poto
nya, memintaku untuk memberinya sayur sop dengan potongan ayam, ya
ku melihat, Nela putriku tersenyum begitu bahagia, setelah akhirnya dapat men
Nela rasanya tidak mau berhenti memakannya," begitu polosnya putriku, aku ya
nti ibu akan mengambilkannya," aku juga ikut mengambil lauk dan nasi dan meletakkan di atas piringku
Bugh
ketuk keras dari depan dengan suara keras, seolah seseorang berusaha merusak pintu rumahku.
gh
gh
g mengetuk itu adalah bapak yang baru pulang," ku tatap putriku sesaat yanv Nela b
intip dari balik jendela rumah melihat siapa ya
aru saja pulang ke rumah, dengan kaki yang terangkat kemb
gh
gh
gh
an!" Teriak Mas Iqbal dari luar rumah, terdenga
intu untuk Mas Iqbal masuk. Tidak ingin jika membuat Mas Iqb
kl
p, yang berdiri menyambu
i pintu, apa kamu sengaja biar Mas tidak pulang ke rumah?" cerca Mas Iqbal dengan menatap marah ke arahku, aku yang m
ng akan masuk tanpa sepengetahuan Dinda, Mas!" pungkas-ku menjelaskan kepada Mas Iqb
Mas mau masuk," Mas Iqbal mendorong paksa tubuhku, yang hampir saja te
alah Dinda, Mas?" dengan mengusap dada, mataku merah menatap tanya ke arah Mas Iq
nganmu dan memiliki istri miskin sepertimu!" sergahnya dengan marah, yang kemudian berjal
hong! Kamu sengaja ingin menguras uangku, Dinda! Dengan mengatakan jatah uang belanja yang aku berikan telah habis, jika iya, dari mana kau bisa mema
njelaskan dari mana asalnya semua makanan yang tertata rapi d
tidak akan mungkin sanggup bertahan selama seminggu, Mas. Ini adalah makanan pemberian d
an Putri makan dan itupun karena Dinda berhutang beras dan Mie di Mpok Inem," ucapku dengan beruraian air mata, bibirku bergeta
jah, dan segera berjalan mengambilkan piri
bertiga, Mas. Jika ada sisa mungkin bisa Dinda Panaskan untuk makan esoknya," pungkasku, yang kemud
bal menghentikanku, yang seketika membuatku ter
bertanya maksud dengan perkataan Mas Iqbal yang m
jika Mas pikir makanan ini tidak halal," jelasku, namun Mas Iqbal malah tidak mengindahkan perkataanku, dan bertinda
atapan tanya melihat kelakuan Mas Iqbal, saat melihat Mas Iqbal yang mengambil semu
k mendapat makanan dari Kelurahan sehingga Mas tidak bisa memberikan ibu dan adik Mas makanan, jadi makanan yang diberikan Ibu M
tuk mengambilnya dan memberikannya kepada Ibumu!" teriakku menggelengkan kepala, membalas perk
ak mengerti denganku yang jarus makan sdengan berlauk garam!' Pikirku
an
gitu maksudmu?" sergah Mas Iqbal dengan marah, dengan membanting piring yang ada di depannya