Kubalas Suamiku dan Maduku yang Benalu
ng terdengar datang menghampiriku, saat bersiap untuk
, yang saat ini sudah berjalan menghampiri
a, hari juga sudah semakin sore Bu," balasku
u mendengar penolakanmu," Ibu Mita kemudian mengulurkan tangannya, ingin memberiku kan
dahi menatap sungkan ke arah Ibu Mita y
aku mengira jika isi kantong kresek yang diberikan Ibu Mita masih adalah baju yang mungkin untu
aan-ku, dan kemudian meraih pergelangan tanganku dan m
da makanannya mubazir dan terbuang, lebih baik ibu kasih ini untukmu. Terima ya Dinda, Ibu sangat senang j
da dan Putri Dinda, Dinda tidak tahu bagaimana caranya untuk
perlakukanku seperti ini selain majikanku Ibu Mita, yang sudah bersikap baik menerimaku bekerja di
h cuci pakaian, saat itu Ibu Mita melihatku berkeliling menyodorkan daganganku yang tidak laku, Ibu Mita kemudian datang dan men
da, kalau begitu kamu cepat ambil lah makanan ini dan segeralah pulang, kasihan putrimu jika kamu pulang kemalaman," ucap Ibu Mita y
s apa yang sudah Ibu Mita berikan kepada Dinda dan juga Nela
dengan Nela, dengan senyum terpatri di wajah kami. Tidak kusangka jika hari ini aku akan pulang membawa lauk yang kebet
sa mencium baunya enak, Bu," celetuk putriku seray
ng kresek yang terlihat isinya begitu banyak, dengan te
bukan hanya Nela yang diberikan baju baru Ibu Mita, hari ini kita jug
ayam goreng," tanya Putrikku kembali, yang membuatku terdiam mendengarnya, Aku tidak tahu Makanan ap
uku menjawab pertanyaan, yang tidak tahu
pada kita, tetapi apapun itu Nela harus bersyukur Ibu Mita sudah bersikap baik memberikan kita makanan. Nela tahu sendiri bukan, di rumah k
mendapatkan rezeki yang lebih, sehingga bisa memberikan apa yang Nela inginkan." kutatap mata Putriku yan
ibu bisa membelikan Nela ayam goreng," ucap putriku den
gga ibu bisa memasakkan Nela ayam goreng setiap harinya seperti apa yang Nela inginkan," ucapku membujuk putr
la akan me
yang mulai gelap, sepertinya tidak akan lama lagi akan turun hujan, segera aku dan putriku Nela berjalan dengan ce
pulang ke rumah, mengingat hari yang sudah sore. 'Mungki
yadarkanku, yang berpikiran sama seperti Nela menan
a lagi akan pulang kerumah," bujuk-ku pada putriku, yang kulihat nampak sedih dan hany
kepada putriku yang setiap harinya mencari keberadaan Mas Iqbal,
ah itu akan kembali berangkat bekerja hingga mala
n, Mas Iqbal perlahan sudah mulai berubah tidak seperti dulu
api Mas Iqbal pasti akan kembali pulang kerumah dan bermain bersama
gaku, yang beberapa kali sempat aku berpikir untuk mengakhiri
ku tidak akan sanggup dan lebih memilih untuk tetap bertahan bersama den
bersama. Bagaimana, Nela?" tanyaku pada Nela, yang dibalas anggukan kecil, tanpa menjawabku, s
ncak kepala putriku, dan mengajaknya bersamaku untuk m