icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahim Lima Ratus Juta

Bab 5 Wanita Yang Tak Mau Punya Anak

Jumlah Kata:1088    |    Dirilis Pada: 12/01/2024

ku memang akan menikah

nyikan. Mata biru seakan memanas dan me

ada istrimu itu." Aku harus ber

ih

n dicaci mati hingga seserpih pun tulangku dalam tanah nanti akan mengingat bagaimana pedihny

adikan aku pel

dengan jadi pe

ah jelas. Tidak tawaran, kalau tidak kembalikan u

kemudian mengangkat kepa

ja aku ke da

mang begitu takdirku aka

ekuatan hukum dia takkan bisa menuntut kita nanti." Marisa menatapku tidak suka, aura

uaranya melembut menatap wajah kekasihnya itu

permintaan wani

na saja. Tidak akan ada gaun pernikahan atau pes

a yang penting dia sudah menikahiku. Yang penting

nya jadi istri sementara, jangan pernah b

. Aku menatap Marisa tanpa rasa takut, aku mempertanyakan kebanggaan apa yang dia miliki seba

siku, Nona," b

dak kau sendiri yang ak

ar deru mobil yang menjauh. Kemudian menghela napas menyandarkan kepala di

ikan rumah besar yang selalu sepi ini. Sangat jarang dikun

kapan dibuka oleh pemiliknya. Saban hari aku hanya meli

a dekat dengan perusahaannya." Itu kata Bi Asih beberapa hari yang lalu keti

ikah besok membuat perasaan jadi berdebar. Ya, berdebar dengan rasa

k perlu takut akan dosa. Terserah bagaimana Salim menilai pernikahan ini,

miNoval

ikan shalat subuh dan mengaji aku kembali merebahkan diri, meskipun tak terpejam sama sekali tapi

an, aku membuka pintu kamar, menemuka

tidur warna pink aku turun ke meja makan, rambut sebahu kugulung dalam karet rambut.. K

nya akan ada Bi Asih tapi kali ini aku ingin sendiri. Entah, hatiku resah. Fi

jadi, aku berhar

ara Bi Asih kembali datang sebagai penarik kembali ingatanku. Aku mengangguk d

moga beliau turut hadir di pernikahan sementara ini. Mataku basah, aku t

desa. Aku memiliki wajah yang sama dengan Ibu tapi beliau lebih

, menyisakan wajah dengan bekas air mata di pipi. Aku tidak pu

enunggu." Suara Bi Asih

wajah dan mulai melangkah. Melang

ngan tentang kedua orang tuaku yang sudah tiada. Ada dua orang saksi dari piha

empar senyum termanis padanya, seperti berusaha menenangkan. Dan aku, sibuk meremas jari, men

p dimulai,

alim dengan tatapan kerasnya. Sama sepert

ai

n kata-kata keramat itu terdengar

ar dengan mas kawin seperangk

a Jihan binti Umar dengan mas

ah?" Pertanyaan peng

ah

nya di mulai. Apa pun i

a sudah pergi. Penghulu dan beberapa o

, karena seusai ijab gabul tadi dia mem

k-baik sa

rumah ini tentu saja tahu apa yang terjadi, bahkan yang akan terj

r berkumandang. Saatnya aku kembali p

mulai berpikir untuk mengetahui tujuan utama aku dibawa ke sini. Tentang bayi ta

dirimu, aku

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka