icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Pengantin Buta

Bab 5 05. Kencan Yang Sesungguhnya

Jumlah Kata:1756    |    Dirilis Pada: 08/01/2024

ang sesu

an romantis. Hanya di tukang nasi goreng pinggir jalan," u

guhnya. Setelah mencapai mufakat akhirnya pilihan jatuh pada nasi goreng. Mereka memasuki tenda penju

yang penting ada Mas Pram, aku sudah se

jam dia nikahi. Dia tahu kalau ucapan Tari tadi jujur lalu jiwa usi

Tina, kamu sudah tertular vir

ung memerah. Dia tidak menyangka kalau u

ut Pram sambil menahan tawa. "Tapi jangan menggombal untuk la

an sang suami. Pramudya semakin ingin tertawa, tapi dia t

a masalah dengan penglihatan kamu?" pertanyaan y

elokan. Di situ ada lemari. Di dekat meja ada

ap sudut rumah," kata Tari. "Makanya tadi aku minta Mas Pram

ak Pram. "Apa kita perlu menyewa rumah yang ke

una tertunduk lesu. Rumah keluarga pamannya sangat luar, Pramudya takut

ga pamannya Mas Pram," ucap Tari sambil memegang bahu sang

akan membeli hunian sendiri. Tapi takdir berkata lain. Dia menikah sebelum punya rumah. Karena Pram tidak menyangka akan menikah secepat

n tanpa alasan dia memilih mendirikan cafe. Dia berpikir peluang usaha sebuah cafe lebih

nkan usahanya tanpa sepengetahuan orang terdekatnya. Dia belum berani keluar dari pekerjaannya yang sekarang ini

ingnya, bisa menjadi mood booster untuknya. Ada teman cerita suka d

pelayanan sambil menakupka

tar. Pramudya yang sedari tadi melamun sambil m

apa?" tanya Tari d

engan pikirannya. Padahal tadi dia be

kamu yang masak," kin

tadi tanya sungguh-sungguh. "A

serius jawabnya

kan bik Tina atau Bibi,

g masak, aku suka sekali," tak

us kalau masakanku rasanya tidak

ntuk menyenangkan suaminya. Dengan memakan masakan

angat menghargainya. Pramudya selalu bisa membuatnya terbang ke awang-awang. Mentari mulai mengagumi s

Dengan keterbatasannya, dia tidak lelah berusaha untuk

akan beli cincin kawin," kata Pram

iba-tiba, maaf aku tidak mempersiapkan apapun," ucapnya

n mau kita. Memang takdir kita harus begini," kata Mentari

bisa Mas gunakan untuk keperluan lain," Tari merasa tak enak hati. Dia tidak tahu pekerj

ika ada orang yang akan menggodamu, dia akan

tiku," ucap Tari sambil tertawa geli. Karena se

dingkan saudaramu itu," kata jujur dari lubuk hati terdalam. Wajah T

nurutmu bagaimana a

bingungan dengan p

n, sabar ...," ucap Mentari terputus

utmu aku jelek? Pasti kamu sudah membayangkan kalau aku jelek seperti rentenir

tidak pernah membayangkan Mas

u?" Pramudya sangat penasaran bagaima

tampan," jawab Tari tersenyum. Tapi san

ang besar. Terus kemana-mana membawa buku catatan hutang," kata Pra

ntuh pipi Pramudya dengan kedua tangannya. Perlahan tangan Tari men

ng," ucap Tari saat me

nya sambil tangan kanan menyentuh hidung Pram

aku agar tidak merasa rendah diri. Mas

agi sentuhan tangan Mentari yang menjelajahi wajahnya. Kalau boleh Pram ingin be

. Kamar Tari di acak-acak. Seluruh isi lemari milik Tari dilempar ke sembarang arah. Se

Jum hanya diam langsung melenggang melewati kamar Tari. Beliau sudah terbiasa dengan sikap Bulan yang seperti itu.

an sambil berjalan mengham

um. Beliau sudah terbiasa dengan sikap kasar Bulan. Beliau bertahan selama ini karena Mentari.

Mentari masuk ke dalam rumah

h Tari juga, Non," b

seperti tidak di hormati. Mbok Jum

enjadi sasaran. Mbok Jum terlihat cuek. Beli

udya, melihat sikap Tari pada Pram tadi membuat M

ghadapi keluarga Pak Anshori. Pak Anshori dan Bu Fatimah tidak pernah jaha

an terdengar su

ni kok rib

kere itu masuk ke dalam rumah. Bagaimana kalau merek

bil baju-bajunya. Soalnya tadi pagi saat pergi

bos masuk ke kamar Tari. Seketika Bu Fatimah terkejut melihat keadaa

g melakukannya

kan itu, tapi Non Bulan

ia benar-benar tidak menyangka Mbok

tanya Pak Anshori saat melihat ti

a hafal betul dengan sifat kedua putrinya. Dan tidak mungkin Mentari melakukan hal ini. Me

mengambil baju-bajunya," ucap Bu

a putri butanya itu? Perasaan bersalah kembali hadir dalam hati Pak Anshori. Beliau pun merutuki dirinya

lihat suaminya juga orang yang baik. Tuan tidak pe

sok pria yang Pramudya panggil paman. Dia seorang pengusaha sukses. Besok Pak Anshori berencana

tuk langsung pulang. Mereka langsung memasuki kamar setelah menyapa Bu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 01. Sah2 Bab 2 02. Awal Kisah 3 Bab 3 03. Pengantin Pengganti 4 Bab 4 04. Kencan Pertama 5 Bab 5 05. Kencan Yang Sesungguhnya 6 Bab 6 Pillow Talk 7 Bab 7 Pagi Pertama8 Bab 8 Hukuman Arjuna 9 Bab 9 Terpesona 10 Bab 10 Keanehan Arjuna 11 Bab 11 Arjuna Yang Berbeda 12 Bab 12 Ketakutan Mentari 13 Bab 13 I Love You 14 Bab 14 D'Aro Cafe 15 Bab 15 Setelah Malam Pertama 16 Bab 16 Putus17 Bab 17 Gara-gara Dana18 Bab 18 Kru Kafe Yang Usil19 Bab 19 Bertemu Bulan20 Bab 20 Kesadaran Yang Terlambat 21 Bab 21 Berdua Dengannya 22 Bab 22 Keadaan Yang Berbeda 23 Bab 23 Sebatas Maaf 24 Bab 24 Apartment Thomas 25 Bab 25 Salah Paham 26 Bab 26 Kru Baru D'Aro27 Bab 27 Sang Pengacara 28 Bab 28 Apartemen Thomas 229 Bab 29 Pergi Dinas 30 Bab 30 Sindiran Halus 31 Bab 31 Inikah Cinta 32 Bab 32 Rencana Arjuna 33 Bab 33 Rahasia Yang Tersembunyi 34 Bab 34 Munculnya Erlangga 35 Bab 35 Saat Pramudya Kembali 36 Bab 36 Bos Kecil 37 Bab 37 Bos Kecil 238 Bab 38 Elma 39 Bab 39 Larangan 40 Bab 40 Salah Paham Kembali 41 Bab 41 Cinta Dalam Diam42 Bab 42 Kembali Seperti Dulu 43 Bab 43 Maafkan Aku 44 Bab 44 Hubungan Yang Sulit 45 Bab 45 Saman vs Erlangga 46 Bab 46 Tak Berarti 47 Bab 47 Erlangga Lagi 48 Bab 48 Masalah Bulan49 Bab 49 The Beast 50 Bab 50 Pernyataan Cinta Arjuna 51 Bab 51 Hanya Mentari 52 Bab 52 Mengunjungi Ibu Hamil 53 Bab 53 Ketakutan Mentari 54 Bab 54 Telah Tiada 55 Bab 55 Kenyataan 56 Bab 56 Tangisan Pilu57 Bab 57 Bantuan Erlangga 58 Bab 58 Doa Untuk Thomas 59 Bab 59 Saling Membantu 60 Bab 60 Jatuh Cinta Lagi 61 Bab 61 Elma Mengamuk62 Bab 62 Calon Menantu 63 Bab 63 Kembalinya Arjuna 64 Bab 64 Rumah Baru 65 Bab 65 Kebenaran D'Aro Cafe 66 Bab 66 Rumah Kita 67 Bab 67 Kecelakaan Jebakan 68 Bab 68 Rapuh 69 Bab 69 Kembalinya Mbok Jum 70 Bab 70 Bulan Harus Dihukum 71 Bab 71 Mentari 72 Bab 72 Kembalinya Mbok Jum 273 Bab 73 Bermalam Di Desa74 Bab 74 Pak Saman 75 Bab 75 Amarah Pramudya 76 Bab 76 Tanda-tanda 77 Bab 77 Mencari Solusi Bersama 78 Bab 78 Berusaha Tenang 79 Bab 79 Perasaan Seorang Ibu 80 Bab 80 Kekecewaan Bulan81 Bab 81 Curhatan Thomas 82 Bab 82 Menantu Pak Anshori 83 Bab 83 Penolakan Bulan 84 Bab 84 Nasihat Mbok Jum 85 Bab 85 Bertemu Lagi 86 Bab 86 Penolakan Bulan 87 Bab 87 Merajuk 88 Bab 88 Bawaan Bayi89 Bab 89 Masih (Bawaan Bayi)90 Bab 90 Bertemu Arjuna 91 Bab 91 Masih Dengan Arjuna 92 Bab 92 Bulan Melahirkan 93 Bab 93 Drama Bumil94 Bab 94 Kembar Lagi 95 Bab 95 Aku Terima 96 Bab 96 Kembar Dampit 97 Bab 97 Dita Dan Abi 98 Bab 98 Firasat 99 Bab 99 Balon100 Bab 100 Firasat 2