Cinta Pengantin Buta
ang sesu
an romantis. Hanya di tukang nasi goreng pinggir jalan," u
guhnya. Setelah mencapai mufakat akhirnya pilihan jatuh pada nasi goreng. Mereka memasuki tenda penju
yang penting ada Mas Pram, aku sudah se
jam dia nikahi. Dia tahu kalau ucapan Tari tadi jujur lalu jiwa usi
Tina, kamu sudah tertular vir
ung memerah. Dia tidak menyangka kalau u
ut Pram sambil menahan tawa. "Tapi jangan menggombal untuk la
an sang suami. Pramudya semakin ingin tertawa, tapi dia t
a masalah dengan penglihatan kamu?" pertanyaan y
elokan. Di situ ada lemari. Di dekat meja ada
ap sudut rumah," kata Tari. "Makanya tadi aku minta Mas Pram
ak Pram. "Apa kita perlu menyewa rumah yang ke
una tertunduk lesu. Rumah keluarga pamannya sangat luar, Pramudya takut
ga pamannya Mas Pram," ucap Tari sambil memegang bahu sang
akan membeli hunian sendiri. Tapi takdir berkata lain. Dia menikah sebelum punya rumah. Karena Pram tidak menyangka akan menikah secepat
n tanpa alasan dia memilih mendirikan cafe. Dia berpikir peluang usaha sebuah cafe lebih
nkan usahanya tanpa sepengetahuan orang terdekatnya. Dia belum berani keluar dari pekerjaannya yang sekarang ini
ingnya, bisa menjadi mood booster untuknya. Ada teman cerita suka d
pelayanan sambil menakupka
tar. Pramudya yang sedari tadi melamun sambil m
apa?" tanya Tari d
engan pikirannya. Padahal tadi dia be
kamu yang masak," kin
tadi tanya sungguh-sungguh. "A
serius jawabnya
kan bik Tina atau Bibi,
g masak, aku suka sekali," tak
us kalau masakanku rasanya tidak
ntuk menyenangkan suaminya. Dengan memakan masakan
angat menghargainya. Pramudya selalu bisa membuatnya terbang ke awang-awang. Mentari mulai mengagumi s
Dengan keterbatasannya, dia tidak lelah berusaha untuk
akan beli cincin kawin," kata Pram
iba-tiba, maaf aku tidak mempersiapkan apapun," ucapnya
n mau kita. Memang takdir kita harus begini," kata Mentari
bisa Mas gunakan untuk keperluan lain," Tari merasa tak enak hati. Dia tidak tahu pekerj
ika ada orang yang akan menggodamu, dia akan
tiku," ucap Tari sambil tertawa geli. Karena se
dingkan saudaramu itu," kata jujur dari lubuk hati terdalam. Wajah T
nurutmu bagaimana a
bingungan dengan p
n, sabar ...," ucap Mentari terputus
utmu aku jelek? Pasti kamu sudah membayangkan kalau aku jelek seperti rentenir
tidak pernah membayangkan Mas
u?" Pramudya sangat penasaran bagaima
tampan," jawab Tari tersenyum. Tapi san
ang besar. Terus kemana-mana membawa buku catatan hutang," kata Pra
ntuh pipi Pramudya dengan kedua tangannya. Perlahan tangan Tari men
ng," ucap Tari saat me
nya sambil tangan kanan menyentuh hidung Pram
aku agar tidak merasa rendah diri. Mas
agi sentuhan tangan Mentari yang menjelajahi wajahnya. Kalau boleh Pram ingin be
. Kamar Tari di acak-acak. Seluruh isi lemari milik Tari dilempar ke sembarang arah. Se
Jum hanya diam langsung melenggang melewati kamar Tari. Beliau sudah terbiasa dengan sikap Bulan yang seperti itu.
an sambil berjalan mengham
um. Beliau sudah terbiasa dengan sikap kasar Bulan. Beliau bertahan selama ini karena Mentari.
Mentari masuk ke dalam rumah
h Tari juga, Non," b
seperti tidak di hormati. Mbok Jum
enjadi sasaran. Mbok Jum terlihat cuek. Beli
udya, melihat sikap Tari pada Pram tadi membuat M
ghadapi keluarga Pak Anshori. Pak Anshori dan Bu Fatimah tidak pernah jaha
an terdengar su
ni kok rib
kere itu masuk ke dalam rumah. Bagaimana kalau merek
bil baju-bajunya. Soalnya tadi pagi saat pergi
bos masuk ke kamar Tari. Seketika Bu Fatimah terkejut melihat keadaa
g melakukannya
kan itu, tapi Non Bulan
ia benar-benar tidak menyangka Mbok
tanya Pak Anshori saat melihat ti
a hafal betul dengan sifat kedua putrinya. Dan tidak mungkin Mentari melakukan hal ini. Me
mengambil baju-bajunya," ucap Bu
a putri butanya itu? Perasaan bersalah kembali hadir dalam hati Pak Anshori. Beliau pun merutuki dirinya
lihat suaminya juga orang yang baik. Tuan tidak pe
sok pria yang Pramudya panggil paman. Dia seorang pengusaha sukses. Besok Pak Anshori berencana
tuk langsung pulang. Mereka langsung memasuki kamar setelah menyapa Bu