Dosen Killerku Ternyata CEO
gil yang kini melangkah menyusuri koridor kampus, kembali ia berjalan
iri membuka pintu ruang kelasnya, Namun seketika matanya mel
ini ia tak pernah datang terlambat. Namu
ng kesiangan?" batin Alzena dengan pandanga
tajam, membuat Alzena kembali in
nding dikelasnya, kembali matanya melebar setelah
, bukannya ini masih pagi?" gumam A
s menahan tawa termasuk Riska, yang kini men
dekati Emilio Cullen laki laki yang sed
mbat ya?" tanya Alzena yang m
nganggap ini adalah hal yang sangat ceroboh, masu
t yang membuat Alzena menggaruk b
taan, Emil yang hanya terdiam tak membuka suara sedikitpun, pa
dihadapan teman teman sekelasny
eluar aja!" ucap Alzena
rlontar dari bibir dosen killer itu, boro boro menyuruhnya kembali
pergi, tiba tiba Emil memanggilnya hin
p Emil yang membuat
an seperti ini, ia fikir Alzena anak kecil yang hanya dib
k, lebih baik
amu tidak akan menda
peduli!" ja
waban itu terlontar karena hatinya yang sudah terlanjur sakit, karen
kelas dan berjalan menuju taman kampu
permalukan aku kaya gini? Dia fikir aku anak kecil? Yang bisa d
tib
aki yang membuat langkah Alzena
nya kini menghilang, karena memandang wajah yang ia rind
od
banget sama kamu," sam
semalam aku ngga bisa ikut kamu ke are
kenapa ngga bisa dihubungi? Aku telf
h," jawab Alzena yang membuat laki laki
g ayah,
agi badmood banget nih," ajak Alzena yang kini
angkahnya terlihat dari arah toilet. Pandangan laki laki bertubuh t
uka, rasanya tak sudi lagi melihat ataupun bertemu lak
ena membawa Jody meninggalkan tempat, dan
ya Jody setelah memperhatikan wajah s
d. Aku lagi kesel bange
il maks
nebo kering dan sekarang malah
Kenapa kamu sampe s
" jawab Alzena yang memb
au sendiri pak Emil mem
aku males bahas laki laki itu
ti memikirkan Alzena, perasaannya kini tak tenang
ia marah seperti ini?" batin Em
ini, karena mungkin Alzena sekarang bukan hanya sebagai mahasiswin
eranjak meninggalkan ruangan, entah hendak pergi keman
a jam k
g kini menghentikan motor
sih y
h aku terus aja ya, oiya
ke
nya, Alzena pun memasuki rumahnya, ingin beristirahat dan
telah ia dapati Emilio yang sudah terd
, tak berkata apa pun Alzena yang terus berjalan tanp
ngga membuat langkahnya terhenti. Namun seketika Alzena mena
" ucap Emil pada wanita y
il, mungkin masih terbawa rasa kesalnya, bahkan s
u pasti sakit hati dan malu de
engernyitkan bibirnya d
Alzena yang kini men
pak pergi deh, saya
tapi sekali lagi
o am
•