Gairah Tanpa Akhir
rumah besar kuno milik keluarga Sri Wulandari, dan ikut duduk disana ialah Sri Wulandari, Nin
si, mereka bingung dan seperti menunggu apa vonis yang akan dijatuhkan
ng mememisahkan, membuat pertemuan ini seperti p
ergi dari kota ini…” ultimatum dari Abima
disitu terkejut
…. “ sambil terisak Warsini menangis..” tap
a tempat lain
n urusan saya, Mbok…!!”
hanya sibuk mengurus warung nasinya m
lu begitu dong, Bi
membalas air susu dengan tuba ke keluarg
tan kata-ka
u seperti pengemis untuk bertemu Gubernur Akpol, agar anak bisa
lusuh dan sederhana hanya
3 hari kalian su
ng dihajar dengan palu, dan membuat ha
buah saya untuk bongkar rumah kalia
ereka tahu ancaman komand
…. Jadi sekalian akan saya bongkar
ya ke
a maafkan….ibu saya terlalu baik dan memanjakan kamu, dan ka
lang ke istri saya, nanti kita biayai
utny
apanpun aku tidak akan mengakui jika
gelegar…dada Renata bagai d
dari kursinya dan
idak mempe
r….” Bentak Abi lagi “Eka usianya baru 18 tahun dan masih bisa dikatego
hari ini… sudah dibentak dan dimarahi, lalu diancam dan bahkan hendak dipenjarakan, dan llagi mengandung, dihina dan bahkan harus diusir, dan lebih sakit lagi ialah bagai
aat mereka dipermalukan dan diusir dari rumah Ibu Sri. Mereka hanya disuruh
u dan kecewa, tapi bagaimanapun dia yang dianggap paling bersalah. Jika tidak membiarkan Eka
ya, dan neneknya, atas musibah ini. Masih terngiang di telinga ucapan bengis “mertuanya”
a laki-laki lain yang nyentuh Menik, Cu
ereka satu-satunya itu, mereka lebih fokus dengan bagaimana memulai hidup baru lagi, karena mereka sadar bahwa ancaman Abi
i ke anaknya “ Bapakmu besok juga datang, ki
kema
ta lihat, terga
jak pulang dari Semarang, mungkin dia juga depresi, karena pasti dia habis dihajar oleh bapaknya. Renata bingun
aimana Eka mencarinya? Bagaimana dia bisa melewati hari-hari tanpa Eka? Renata kembali menangis. Di tengah kehamila
iri masih menangis dan menangis, neneknya kasihan melihat dia, dan tidak memaksa
amn
betulan rumah di kampong tidak berdempetan seperti rumah-rumah di kota, jadi jend
bangun
ini….” Terde
a, dan sosok yang dia rindukan
tangisannya pecah melihat Eka, pria itupun demikian, tangisa
ng…..” tangis
i selain menangis….airmatanya seperti habis t
an mereka langsung berpelukan erat. Kesedihan, amarah dan juga rasa takut
n ngga begini Yang…” ujarnya
nya menahan kamu…” sambil
embelai wajah Eka yang terlihat jelas lebam dan bekas pukulan ayahnya masi
ya Renata sambil m
a tersen
ng, jauh lebih sakit…” dia
kota ini, harus keluar kota dan menghilang, karena Abimanyu tidak se
apa kagetnya mereka melihat ada Eka disitu, mereka tidak menyangka jika Eka akan senekat it
ng deh….Mbok takut jika ketahuan…” Ce
bolehin sih?” bis
ata bingung
maaf Bu, Mbo
gungan salin
as tau ada disini, kita bisa kena m
nya te
, tanpa mempedulikan ad
mbali hanya b
selesai kuliah, aku selalu tunggu Mas…. “ Renat
g…..aku janji akan cari Aya
bisa mengangg
engan membuang anak ini….” Sambil mengusap perutnya
karena dia ikut ayahnya tugas, tapi semenjak SMP hingga sekarang, nyaris tidak pernah dia berpisah dengan Renata, dan kali ini dia harus m