icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CALON MERTUAKU

Bab 5 Peringatan Angga

Jumlah Kata:1621    |    Dirilis Pada: 03/12/2023

ang merasakan bibirku dengan sangat lembut dan aku mulai terlen

lu kenapa aku malah duduk di dekat sini. Kemudian, Om Andi mana? Apa bersama orang-orang yang berker

Andi dari belakang pohon. Kupikir dia ada bersama orang-orang

dah tadi k

Ya sudah, Om suruh sa

ekarang kita ke kubu

ki sama warga,” tun

Om?” Aku

il.” Aku langsung berdiri ketika mendengar kata-kata itu.

tu kepala terbang?” bisikku perlahan pada Om Andi. Dan yang aku lihat malah bib

angkanya Angga masih perjaka, padahal …” Om Andi memperhatikanku dari ujung rambut sampai ka

ampiasan.” Aku tidak mau malu-malu lagi. Sudah tertangkap basah juga ber

ya tanggung sendiri akibatnya. Tidak ada dos

lelaki yang masih gagah ini juga nggak pernah sholat, puluhan

n kita ada di tempat orang-orang sudah tida b

a tertawa mendengarku menggurutu. Bodo amat. Aku d

mpat Om Andi berdiri. Wait, panggila

Angga harus ditambah lagi tanah timbunnya. Om tidak ada masalah dan memberikan

ya yang lain sama Om Andi

Angga, tapi macem manela

itu sambil memandangku

melihat ke

engan Nora Syafitri.” Ya, dia sedang me

h boleh mendekat. Tanah di sini lengket sekali di sepatu bootku.

nyayangiku. Walau kami kelewat batas, tapi apa peduli orang pada kami. Di kota semuany

enang di dalam sana. Untukku sendiri, entah bagaimana menjalani hidup nanti. Sudah tidak perawan, iya benar sekali. Se

a. Semuanya sedang sibuk. Yang selamat dari pertanyaan Munkar dan Nankir y

m Andi melangkah meninggalkan kuburan. Sekali lagi aku melihat ke gundukan tanah yang mas

tua, mati tidak

olat donk, Om.” Ak

Nora,” ucapny

Om?” Aku j

lat lagi. Lalu datang Indah Nora Diana mengingatkan. Rasanya …” Dia melirik ke ar

ai kapan pun.” Ya udah. Terserah Om Andi saja. Hidup dia ju

t kepalaku. Tiba-tiba saja Om Andi berbelok ke arah rumah warga. Dia memanggil si

ada, Om.” Aku d

gan, Nora,

inggal beli air minum dalam kemasan. Calon mertuaku mencuci tang

ja. Air terasa segar membasahi tenggorokanku.

dak berbohong. Beliau hanya bilang hmmm

au sepatu boot sudah terlalu tebal jejaknya. Kadang juga aku jalan sendiri. Jauh se

at dingin, agak-agak manis dan seperti membuatku tak ingin berhenti mene

i desa lagi. Kalau di kota ya, bebas-bebas saja. Di kampung, bisa diar

u yang lapar. Aku lelah dan mengantuk, jadi aku putuskan tidur lagi di kamar Bang

, tapi … ketika Om Andi memegang tanganku, ketika di kamar dia tidak pakai baju, dan ketika dia memegang pingg

*

tergantung rapi di paku. Padahal tadi seingatku ada di kasur belum aku rapikan. Apa O

yang sinarnya ala kadarnya. Om Andi masih belum kelihatan juga. Tidak

tup. Aku membukanya dan ada ayam dimasak gulai, aromanya sedap sekali. Aku langsung sa

i ke dalam. Air masih saja dingin sekali tapi rasa air di kamar mandi, terutama di keran yang te

tubuhku. Ah, kurasa ini sudah sangat sopan. Aku mencari Om di mana dari tad

” Sengaja aku me

prediksiku di sini ada lebih dari dua kamar ka

intunya terbuat dari kayu kualitas terbaik. Lampu aku

manggilku dari kamar paling depan. A

ri menyambutnya, aku ri

wajah pucat. Spontan aku berlari dan memeluknya. Tubuh yang terasa sangat dingi

ang janji mau nikahin Indah?” Aku bertanya

i dari sini. Ini bukan rumah, pergi, Dek, be

speed boat ke sini

ayang. Juga selagi Indah masi hidup, jangan berbuat dosa lagi, Dek, bertaubatlah. Hent

ke sini baik-baik saja.

ta Bang Angga. Dia

hancur bernanah dan darah. Dia ditarik oleh rantai besi dari dalam tanah dengan jeritan menyayat h

n pintu. Dia menggunakan baju serba hitam dan tanpa meminta izin dariku, calon mertuak

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka