icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TANTE SISKA

Bab 4 PENGEN PEGANG

Jumlah Kata:1244    |    Dirilis Pada: 20/11/2023

lantang tapi cempreng, sejenis anak kambing yang memekik setelah

s. Ia berlari, melompat dengan gaya dan penuh percaya diri dari teras d

eh ke belakang, Erik yang ia cari berdiri mematung di teras rumah. Be

bakal ikut gue bantuin gue manjat ni

Mata lo nggak liat

sampai membasahi sekujur tubuhnya. Semakin sebal saat melihat Erik tampak lebih dekat

setia kawan

akang. "Urusan setia kawan sama masuk angin ya beda cerita k

ik banget lo

ari

hujan-hujanan

h. Bukan ngambilin layanan lo di pucuk mangga." Erik membela diri dengan w

a mencubit bajunya, menunjukkannya pada

Gue udah inge

uara semua orang diredam hujan y

lingkarkan telapak tangannya di dua sisi bibir agar

uk ke dalam tumah. Dia bokong sintal itu bergoya

nginan." Panca berada di atas langit. Dengan bangga pamer pada Erik. Menggoda Erik dengan menenga

an. Suaranya kalah nyari

muncul lagi. Tante Siska memang membawakan hand

Siska melemparkan sesuatu. Benda hitam dengan logam di ujungnya,

utkan dahi, melihat apa ya

mubadzir kamu basah-basahan. Itu kunci pintu pagar depan. Kamu masukin sekalian ya mo

ika berubah jadi masam. Mata yang terbelalak tak percaya, bibir y

Makin terpingkal lagi saat melihat sahabatnya di depan sana terpaksa bal

gitu dong minimal ada g

lahkan petir. Benar-benar hari yang menyebalkan untuk pri

a yang biasanya menang adu layangan kalah. Tiba-tiba layangan sialan itu tiba di ruma

halangi Panca d

kir kopi di atas nampan. "Kalian boleh loh di sini dulu sampai hujan reda. Ntar kalau ngga

ik. Sahabatnya satu itu menggelengkan k

ca masih harus masuk sekol

ng mengejutkan Erik dan Panca, Tante Siska tidak lagi duduk di kursi seberang. Perempuan

an Erik yang dudu

ik. Masih lebih dari du

mbut. Helai-helai hitam dengan ujung warna pirang yang sebelumnya digelung sekarang menguda

a pahanya. Di posisi seperti ini, baik Erik maupun Panca sama-sama bisa melihat dengan jelas

af ya tante nggak punya celana ukuran besar. Jadi terpa

Terdengar tawa tert

ya. Geser memberi ruang lebih untuk Tante Siska sambil mati-matian men

keringin di mesin cuci kok. Udah tante jemurin ju

Biasanya juga pake seragam ba

kalah. "Lo udah beruntung gue masukin motor lo. Lag

Menelisik mata Panca penuh keheranan. "Jadi kam

ma dengan pekat mendung di luar sana.

usupi penyesalan. "Kalau ...." Kata itu memanjang, si pembicara sedang menimbang-nimbang sesuatu di dalam ke

rsenyum kecut, gelen

-sorry ya .... Kalau kamu nggak

a melewati leher Panca. Menari kepala Panca

an meminjamkan bahunya untuk bersandar. Aroma sabun mandi yang beradu dengan aroma Cherr

an garis rahang Panca. Bukan tenang yang Panca rasakan, hasrat di dalam tubuhnya justru ber

ti matanya berputar melirik ke bawah. "Gumpalan gunung tante siska makin jelas. Aku bisa lihat bra merahnya. Aku bisa melihat daging yang menyembul

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka