TANTE SISKA
ik berteriak. Melompat pa
alah satu dari mereka meregangkan remasan tangannya
musuhnya, pria itu melonggarkan dasi merah di kerahnya. Memasang kuda-
ngangguk, jelas tanpa ragu dia bawa golok dan itu cukup.
saja meyeramkan. Panca belum pernah melihat orang dengan otot-otot lengan sebesar itu. Taksi
an kabur kan?" Panca pur
ren banget gue ni
alo nyuri mangga Pak RT
ggak. Tante Siska punya hutan
ujung hidungnya yang mancun
a memotong kalimat Pancan. Tubunya yang ceking
a tolol!" umpat Panca men
ertinggal beberapa langkah. Ia yang dibakar api gengsi
bawa Tante Siska. Minggir
ari sarungnya. Benda yang mengkilap tajam di satu sisi itu
akkk
Seperti orang yang sudah terlatih untuk menangani situasi seper
sering jatuh bangun di sawah sudah terlatih jadi tra
engayunkan goloknya ke kana
al langsung menyabetkan golok." Ha
berantakan. Hanya mengayunkan golok berkali-kali ke depan dan
Siska memekik ketakutan melihat golok yang
nte Siska segera bergegas. Menendang dada Erik dengan telap
teras Tante Siska, terlempar jauh berhent
saja mengangkat wajah mencari musuhnya. Tapi pria lawa
G!" teriak
api belum sempurna kepa
k .... Ouh
Punggung dan pundaknya serasa memikul lima puluh karung beras sekaligus. Pelan-pelan Erik mulai
tak dan berteriak melawan. Ia bisa melihat Panca di belakangnya yang ternyata sudah dilumpuhkan m
Erik terasa berat. Lebih berat dari
... to ....
t Erik. Terakhir sebelum ia benar-benar tak sadar
k yang terlalu polos untuk mengetahui semuanya. Dia hanya dua orang anak kela
sadar kalau selama ini, Tante Siska telah memanfaatkan mereka. Mari kita putar sej
iapa Tante Siska dan siapa orang-oran
ambu