Zombie And Man
angat terkejut karena dipanggil istri oleh seorang
bertanya, "A- apa maksu
tis termenung sesaat. Dia memegangi dagunya menggunakan tangan kanannya. Setela
ia merasa tidak pernah bertemu dengan pria
ezar?" tanya pria yang bernama Aeza
at ketika mendengar nama yang
at nama itu. Dia merasa sudah sangat sering melihat, ba
. Itu..." Ara bergumam dalam hati. Dia masih ragu-
ta?" tanya Ara yang hend
emudian mulai memperkenalkan dirinya. "Namaku adalah Aezar. Seorang
gar jawaban Aezar. Dia masih tidak percaya bahwa karakter game favo
dengan sangat penasaran. Dia merasa tidak pernah ada adeg
itu.
! Br
dengan sangat keras. Sontak Ara langsun
bergegas lari ke arah jendela dengan ce
bolan zombie yang menggoyang-goyangkan pagar rumahnya dengan s
k tirai jendela. Dia menaruh ujung senapan yang dia pegang ke luar j
. Aku lupa namanya apa," gumam Ara sambil terus memerhatikan pri
Dor!
amaian di rumahnya. Hasil dari tembakan tersebu
Dia menaruh bantal tersebut di atas kepalanya
pan. Selain itu, dia juga merasakan kepalanya sangat pusing dan sakit sekaligus, hingga
h di perhatikan lagi!" gumam Aezar setelah menem
ke tempat semula. Tak lupa menutu
t ini, Ara tengah tersungkur sembari me
sangat ketakutan dan kesakitan. Dengan le
oleh sesosok pria bertubuh kekar. Dia tidak menyangka di dalam hidupn
a dalam hati. Baru kali ini dia dipe
gan sangat keras. Sontak Aezar langsung terdorong yang membuat pelukannya lepas
iri. Tidak hanya fisiknya yang terasa sakit, mentaln
ksimu!" ancam Ara sembari menempatkan bantal yang semula berada d
las Aezar sembari mundur secara perlahan. Dia mengangkat
aman mesum!" Ara melipat kedua tangannya d
kuan Ara padanya. Namun di satu sisi, dia juga memaklumi sifat kekanak-kanak
i?" tanya Aezar dengan nada sedikit khawatir sem
di dia merasakan rasa sakit yang sangat tak tertahankan di bagian kepalan
epat meraih tangan Ara untuk mencegah tangannya menye
rdua hanya berjarak beberapa centi saja yang membuat m
gangi oleh Aezar dengan sangat kasar. Dengan s
awabnya dengan sangat lembut. "Luka di kepalamu masih belum ter
lembut dari Aezar. Dia merasa sedikit bersalah
erulang kali. Dia tidak berani melihat Aezar, oleh karena itu, pandangannya foku
nya. Dia kemudian mengelus kepala Ara dengan sangat lembut seraya berkata,
enatap Aezar. Sambil tersenyum miring, dia bertanya, "Jadi jika aku
ipisnya menggunakan jari-jari kedua tangannya. Dengan nada malas, dia berguma
an sangat santai, dia bertanya, "Entah bagaimana... Nasib diriku ini
al, Aezar bertanya