icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

I am Your Boss

Bab 5 Debaran

Jumlah Kata:1348    |    Dirilis Pada: 04/11/2023

amu suapin

tak merespons Asyifa yan

h pipi kiriku, berusaha membuat wajahku memandan

ini kamu nggak peduli banget sama aku!” Asyifa mulai

idak ap

coba menebak apa yang terjadi dengan diriku. “Kam

ng yang nggak ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Saya cuma lagi capek! Dan ka

as kamu, Ndra! Ini cuma peringatan, ya, buat kamu. Ayahku pasti akan memanggil kamu besok!” Perempu

adar sedang berada di tempat umum. Orang-orang akan menganggapku gila jika melampiaskan

enit sejak kedatanganku di kantor, pria berkacamata dengan

atas meja, lalu membacanya. Membalik halaman per

gar kemarin kamu berten

ngan perkataannya kemarin malam. Aku pun ban

... tidak berma

sekuensi kalau kamu membu

aya ing

Semuanya karena Asyifa. Pertama kali saya bertemu denganmu waktu itu deng

pandangan. Bagaimana tidak? Jika tua bangka ini

yifa.” Pak Hartono meletakkan koran di atas meja. Ia bangkit dan matanya menembus pemandangan di balik je

aku tidak pernah membantah, tidak pernah juga mencoba untuk mela

mengkhianati kepercayaan saya, Andra, s

ar serius dengan apa ya

ya akan

u, menepuk bahuku sebelum akh

a, tetapi ada juga rasa ke

engs

I

a Tari yang tengah berdiri m

minta iz

izin un

au pula

am lagi. Kamu tidak boleh pu

benar-benar ada

mendes

. Ini urus

pat, tetapi kamu tidak mau mengatakan alasannya? Kal

dalam. “Anda benar-benar jahat, Pak. A

Tari melangkah keluar dan

m menjejak keluar. Kenapa? Apakah aku salah? Aku bos di p

ernyata benar ia tengah menangis

erja Tari. Perempuan itu buru-buru menghapus air mata, m

nar-benar diselimuti canggung. Berg

pulang. Tidak apa-apa kamu tidak

ari masih diam di

tidak akan menanyakan alasan

yang berserakan di meja, kemudian mengam

langkah sejenak di pintu. Setelah aku m

I

yang membawa Tari. Membuntutinya dari belakang, menja

di depan rumah sakit. Ya, rumah sakit yang beberapa minggu lalu temp

i perempuan itu. Dengan langkah buru-buru, ia melewati ruangan demi ruangan

ia sangat tertutup? Kenapa perempuan itu tidak pernah ingin mengatakan padaku alasannya memohon unt

pada tangga. Tari masih ada di

ang suster tiba-tiba mengejutkanku. A

cuma ... nunggu seo

u, Anda boleh menunggu

, ba

langkah ke ruangan

, lalu memilih untuk kem

I

ang sangat serius. Itu seakan membebani pikirannya. Namun, kenapa dia tak mau mengatakan alasannya? Meski aku tahu mungkin aku tidak pantas

I

salah semuanya

apa hari yang lalu. Berserakan di mejanya, juga tergeletak di la

a, Pak?

ari! Lihat, tanggalnya! Li

ingkannya dengan berkas yang seharusnya pad

ya minta maaf. Akan saya perbaiki secepatnya.” Den

gu sepuluh menit dan semu

ak, Pak. Mana bisa saya ker

aiki, bukan membuat ulang! Mengerti? Harus jadi sepuluh menit da

perempuan itu mengetik dengan cepat. J

itu, Tari! Yang cepat, dong, k

af, sebentar la

um juga menyelesaikan berkas-berkas penting yang

Tari, mengutuk. Dad

u sambil memperh

nya, Pak

ngan karyawan lain! Cep

ak fokus—mungkin—kakinya tersandung pada kaki meja. Tubuhnya terjatuh ke samping, teta

tung berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Wangi napasnya merasuk ke lubang-lubang pe

kup berantakan karena insiden beberapa detik yang lalu. Ia sa

Saya ... ke ru

pergi, dan ak

emestinya terjadi.

I

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka