Nostalgia Cinta
ngarahkan dagunya ke atas meja kerja, mena
ih bergetar, menampilkan nama Ray di layarnya yang menyal
mu pulang j
e
ana dia bisa sampai di apartemen dengan selamat. Begitu membuka mata di
semalam
a kamu nggak bisa dihubung
agaimana kalau Ray sampai tau bahwa kekasihnya mabuk be
dunia bi
k boleh tau. Dia ti
aku dapat shift pagi. Jadi, kita bisa
ounds
k bawa mob
adi aku naik ojek ka
kan bisa jemput kamu sekali
nya sendiri dengan gelisah, khawatir Ra
Buruan!" seru Johan yang tiba-t
kar
ra Nadia menghela napas panjang. Baru
lu, ya. Aku lagi s
ter. Jangan lupa nanti sore
Gia lalu menutup
ya, tiba-tiba Sam sudah muncul di hadapannya den
mething," katanya dengan tatapan seolah-
m menjawab, "Di pantry kantor
benci kopi instan. Anyway, tadi aku lih
erapa staf lain di dalam ruangan tersebut. Sejauh ini Nadia masih berusaha untuk m
tan kalau nemenin aku ke sana sebentar? We have to talk ... about last night." Sam menga
aannya masing-masing, kecuali Widi yang sejak tadi terlihat sangat tertarik dengan percakapan antara Sam dan
uka suara sesaat setelah pel
ia yang seketika berubah ketus ketika berada di luar kantor. "Okay, kita bicara soal kejadian s
tertahan. Ya Tuhan, dia sud
a sengit. "Kamu sengaja 'kan nglakuin ini sama aku? Setelah apa yang kamu lakukan padaku waktu itu, ternyata kamu sama sekal
ledak-ledak di dalam sana. Entah dapat keberanian dari mana
membuatnya murka. Dan yang lebih membuatnya kesal adalah Sam pergi meninggalkannya begitu saja setel
an sikap dan amarah Nadia seketika terdiam.
an menatap Nadia dengan penuh perasaan.
di tengah lapangan dan semua murid menertawakanku. Aku juga masih ingat waktu kamu dan teman-temanmu tertawa puas melihat
mpan Sam tadi. Okay, Nadia masih punya akal sehat. Dan dia masih membutuhkan pekerjaannya untuk membayar cicilan mobil dan ju
gala, sih?!" desis Nadia menatap wajahnya sendiri di depa
knya. Dia tidak punya wewenang untuk melakukan itu. Ya, mungkin dia punya. Tapi, kinerjaku tidak pernah mengecewakan selama ini, 'kan? Kecu
depan cermin lalu mengeluarkan lipstik super red di dalam pouch miliknya. "Anyway, Pak Sam u
as lelah, tanpa memedul
menyodorkan pemulas bibir miliknya pada Nadia, namun gad
acetamol
ri merogoh pouchnya untuk mencari obat pereda nyeri. "Semalam kamu p
tu pun pertanyaan Widi padanya. "Thanks, ya," ucapnya se
g hampir saja melangkah meninggalkan toilet. "Ka
os
a, agar ceritanya terdengar lebih dramatis. "Aku udah curig
sudn
emastikan tidak ada yang masuk ke dalam toilet. Lalu, perempuan itu kembal
i mencerna kata-kata yang baru s
amu bi
a mahkota pemilik
riu
mpa
sudku Pak Sam itu anakn
guk dengan s
sampai harus bersandar ke dinding
apa-apa?!" pekik
khir aku kerja di sini, deh.