Petaka Bertemu Dosen Galak
gala sesak dalam hati melalui air mata.
maaf belum bisa jadi kuat seperti yang Bunda mau,"
kaget kan? sama, Bun, Prinsa juga kaget." Tawa Arlyta mengembang meski
rang mau pamit dulu karena sebentar lagi malam, b
uh senyuman mengembang cantik dibibirnya. Bukan senyum bahagia tapi sebuah topeng
ah menunggu di ruang televisi. Sejak tadi dia cukup khawatir karena setelah
at. Ada makanan gak, Pak? laper, nih," u
a meski wajah sembabnya tak bisa ditutupi. Nando pikir, Arlyta akan pulang dalam kondisi marah setelah tadi siang dia melihat
makanan buat kamu," tegur Nando saat melihat istrinya makan d
ada makanan yang dengan ukuran besar dimasukkan ke dalam mulut. Sama sekali t
ndo saat Arlyta sudah meny
besok makin semangat, deh, garap skripsi lagi," jawab Arlyta tanpa minat
makan?" tanya Nando yang tahu
nan, cari gratisan lebih enak." Arlyta terkekeh dengan posisi badan menyender ke pinggir
Nando terus menghubungi Narita karena selama ini yang diketahuinya, Arlyta kemana-mana selalu bersama sahabatnya itu, tern
*
an buku. Nando mengernyit mengingat selama ini istrinya paling pagi akan berangk
mau kemana?" tany
rapan di meja makan untuk Bapak," jawab Arlyta sambil berlalu tan
dengan suaminya dulu. Hal yang biasa dia lakukan di rumah orangtuanya bertahun-tahun seb
perutnya yang lapar. Tadi di rumah, dia sempat berbohong suda
iak Arlyta yang sudah sangat akrab d
mpir? lagi sakit ya?" tanya Pak Man yang penasaran kar
lihat bersinar." Arlyta memberikan jawaban yang membuat Pak Man tergelak t
antin," ucap Pak Man meladen
" Arlyta menikmati semangkuk bubur
yang tak jauh dari kedai. Dikeluarkannya beberapa kuas dan buku
rangkaian bentuk terlihat jelas. Siapapun yang melihat g
gelap gulita malam, kepalanya menengadah ke arah satu bintang bersinar di saat awan gela
ris dengan tetesan air mata yang dia segera h
h Arlyta seraya mencium
erapikan peralatan ke dalam tasnya. Dia berencana pergi ke t
ror agar dia mengirimkan lokasi terkini. Memilih hidup tenang, dia mengab
i kemari!" ketus Narita saat baru saja d
et. Calm down, please. Nih, minum dul
lyta tajam, sedangkan yang ditatap asyik me
an toko buku, sehingga di sini bebas makan dan minum
makan siang yang kesorean, Narita mengajak pindah tempat
inta diajarin nih buat nambahin data yang kemarin dimi
asaan yang sudah sangat Narita hafal sejak mereka bersama-sama dibangku sekolah dasar. Narita hanya mengangguk menyetu
*
epalanya akan pecah terlibat dalam perk
a kamu pulang. Kamu gimana sih tadi sore bilangnya udah izin?"
ja kalau aku sudah tidur," pinta Arlyta enteng sambil terus fokus ke novel yang sejak tadi menyita perhati
olak balik ke depan bilang kamu tidur tapi Pak Na
ando sudah menunggunya hampir dua jam, akhirnya Arlyta dengan ber
sudah tidur," ucap Arlyta sambil bergegas pergi. Narita hanya mengangguk tak sa
n malam membuat tangan suaminya sedikit dingin karena sejak tadi tak bersedia menunggu dalam rumah karena
arin istrinya begitu membatasi diri. Meski sebelumnya belum bisa dibi
perlu bicara," ucap Nando seraya mengg
o, dia memanggil namanya secara langsung yang selama ini selalu memanggil dirinya dengan kata 'kamu'. Sebuah paggilan