Suami Tampan Tidak Menghasilkan Keturunan
ertubuh langsing mendekati keberadaan Pinto,
ana, Sar?" tanya Pinto
uduki kursinya.
g Pinto. Degup jantungnya yang semula kencang, k
mbar. "Saroh lagi ngadepin urusan cewek.
roh," panggi
panggil Ardan meno
Saroh ceritain kisah asmara Sis
dengan permintaan Pinto. Seperempat menit dia
apkannya sebuah kata yang menggu
mi. Aku nggak boleh sembarangan pilih suami. Papa aku pengin suami aku bisa jaga kehormatan sama
. "Kamu nggak memprotes tuntutan papa
isa dapetin cowok yang sesuai kriteri
teria papa kamu?" lagi, Pin
u. Mama aku juga suka sama Arung," tutur Saroh. Ia
bagus. Dia juga sukses mendapatkan restu pa
mengungkapkan, "Itu alasan aku pacaran sama Arung. Selain pintar
aring, ditambah manggut-manggut. Namun
bapak Mas Pinto ketimbang papa aku," Saroh melisankan pemikirannya. Dia menganggap
ndisi yang dirasakannya berbeda
suatu saat nanti, bapak Mas Pinto pasti punya tuntutan itu. A
berharap bahwa pemikiran Saroh hanya ada di logi
h menjadi kenyataan, kesusahannya tentu meningkat. Kehidupan percintaannya kian r
emilih ketiadaan status yang menempel pada dirinya. Bukan karena memusuhi statusnya, m
an ...," Ardan berlagak berkomentar.
sebut Norma mendukung komentar Ardan. "Targetnya tinggi
an ketidaksetujuan. "Emang kalian bukan anak orang gedean? Emang beban kalian ng
aan. Cukup keras suara tawa mereka berdua
berdua. "Ketawanya dijaga, dong! Ini restoran, bukan pasar!
tawanya. "Maaf, Sis Saroh.
ahut Norma disertai pen