Jeratan kenikmatan vampir gembel
encari nafkah dan terlebih lagi Ucup mau tak mau harus menafkahi mental
siucup, mau dia kalah atau menang, pasti dia akan m
miku jangan lupa beri ak
dah berada diluar bangu
ribu buatmu
tus ribu itu, ketika dia mendapatkan uang seratus ribu itu. Dia berkata didalam hatinya, "Yes dapet se
r uang seratus ribu itu, Elsa
ngnya, uang itu nafkah
ertanya tanya. apakah uang
n buat apa,
t uang yang seharusnya adalah gambar persiden Sukarno dan Hatta entah kenapa gambarnya jadi nenek tua y
sebuah penghinaan, lihat saja kalian geng ekekcort aku akan
mafia ekekcort. Memang benar benar cari masalah geng mafia itu, masuk jurang janga
dia tidak ingin membuang sampah sembarangan. Ucup s
mpah. Dia melihat harta karun miliknya yang dibuang oleh bos mafia ekekcort tad
lian berdua memang tempa
embawa bonekanya itu, karena dia tidak ingin membuang kesempatan untuk menikahi Elsa. Siapa
erjalan menuju kearah mobil sport berwarna hitam milik siucup. Akan tetapi ketika
eperti itu Elsa menunjuk nunjuk abang penjual bakso yang berada dipi
baik hati dan menawan ay
sa mengemis, dia tanpa ragu menyetujui hal tersebut. Kedua orang itu s
mewahnya ketempat parkir itu. Hanya menjalankan mobilnya beberapa d
a segera menarik lengan baju siucup
mencurigakan kayaknya ada yang aneh gitu," ucap
rgelangan kakinya tidak ketat ditambah sepatu putih menambah keanehan yang ada. Dia juga membaw
n saja kau jarang melihat kang bakso yang meng
ada benarny
asaan tidak enak yang dirasakannya itu,
dua porsi,
rdua duduk ketempat m
*
khirnya dua porsi bakso dihida
abang yang jual ba
g sangat banyak sekali, berbeda dengan
ngkin saja dia lagi cari pelanggan. S
an, dia benar benar sedang berpikir negatif se
g sering digunakan para mafia berkumpul, maka tid
ya, mungkin saja untuk menghil
if kok, cuma bertanya t
berhenti ketika penjual bakso itu mengeluarkan pistol lal
lum bayar lari berhamburan. "S
kedua orang itu tetap melanjut
ya?" Ucap penj
rdua secara bersaman sambil
asli lo kena headshot pasti mati
arang makan bakso. Berhubung kami punya rejeki sedikit, kami makanlah baksonya tanpa memiki
uatnya," sambil meneteskan air mata, dia terus memasukkan bakso i
buatnya dengan lahap, entah kenapa penjual
gan gerogi seperti itu, sok atuh dinikmati baksonya den
hiraukan pelanggan yang kabur. Wajah berseri
a melakukan tos. Setelah itu Ucup menghembuskan nafas leganya, beruntung saja
benar benar ngeri s