Sang Mantan Pelacur
y Re
*
pulang, perempuan itu lebih banyak menghabiskan waktu bercengkerama dengan m
ng tua dan juga adik-adiknya. Dulu, sang Bapak berharap setelah menyerahkan Adilla pada lelaki yang dipercaya, putr
a-masa kelam hidupnya. Tak boleh ada keluarga yang tahu betapa tersiksa hidupnya ber
elamun?" tanya si
i taman desa. Sekarang 'kan mau malam minggu. Pasti di sana rame.
rsenyum dan menggerakkan kepala. Dia juga menatap kedua masnya, meminta
u mengatakan untuk berhemat kepada anak-anaknya setiap kali si sulung mengirimkan uang bulanan. Memang jumlah yan
bak bawain tadi," perintah Adilla pada mereka. Di
eban yang ditanggung saat dirinya keluar rumah. Adilla menyadari perubahan rau
k keluar nggak mau? Apa ada s
ran mereka. Wis tho (sudahlah), nyawang (melihat) kalian tersenyum aja Ibu wis bahagia. Ndang salin klambine (cepat ganti ba
eluk orang tua yang d
uan yang disayanginya berpelukan. Sumaiyah melirik Adilla dan be
gak lama kok ganti bajunya."
t mencolok di tengah masyarakat tempat kelahirannya. Make up pun dibuat senatural mungkin.
ana sore yang cerah. Rambut sebahu diikat ke belakang semua dan hanya menyisakan poni yan
panggilan adik-adiknya terdengar, cepat Adilla meraih gagang pintu. Saat itu juga, dia melihat peral
*
ketika mereka berdua duduk di bawah pohon
akan jaket untuk menutupi luka. "
angan kanan Adilla. Dua adiknya yang
in kaca, jadinya kepleset terus tangan ini terantuk tembok." Adi
sama?" Anwar menautkan alis, tak p
ok." Adilla menggigit bibir, berha
et, ya. Mbak ndak sedang dianiaya bosnya,
i sulung. Ingin rasanya Adilla pergi
t sebuah perkataan akan keluar darinya, Ri
mata. "Opo?" tan
enunjuk benda yang tersangkut. Terpaksa Anwar m
Anwar. Namun, perkiraannya salah. Di salah satu sudut taman, ada seseorang
-adiknya. Mengajak mereka untuk segera makan bakso. Perempuan itu t
lari gitu?" Rian me
h laper banget ini." Adilla memegang pergelangan ta
yak ngelihat hantu aja." Anwar se
menyapa." Sekilas Adilla melirik seseorang. Anwar mengikuti arah panda
wa raketnya," perin
pertanyaan bersarang dalam benak bocah lelaki itu yang tak terja
pat yang tidak akan terlihat oleh orang yang baru masuk ke warung itu. Adilla
biasanya aja, ya. Empat porsi makan di sini, satu porsi di bungkus. Minumnya
a, "kalian mau pesen apa?" Anwar m
. Ketika masuk warung bakso, dia mulai mencari-cari keberadaan mere
bar, Rum?" tanyanya sant
t menatapnya. "Pergi! Kalau nggak