Ayo Nikah! Siapa Takut

atkala ia membuka pintu kantornya. Alisnya dengan cepat mengernyit tajam saat menyadari ji

a tata dengan rapi menyeruak ke sana-kemari ke seluruh penjuru ruangan. Sofa yang sebelumnya masih dalam kondisi sangat baik

rcaya. Ia sudah merasa tidak enak saat sang mama,

kala seperti sihir, atau seperti seseorang yang bangun dari mimpi buruk. Namun, semuanya tetap bergem

seperti sedang diserang oleh orang yang sedang iseng. Anehnya lag

di belakangnya. Ia meremas bahu pria itu

nyum dan menggeleng. "Saya baik-baik saja, kok

hock akan kejadian tadi. Wanita paruh baya itu terus memijat dahinya yang pening. Wajah

p dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja, tetapi gagal. K

ni semua?” Sekali lagi Dave melontarkan pert

menjawab, tetapi Bella justru menggeleng lemah. Meskipun begitu, Dave menyadar

rgelangan tangan Dave dan sed

amu, kan?” tuduh Fiona denga

napa juga saya capek-capek men

k saja. Dave tahu Fiona pasti akan menuduhnya karena Dave pernah mengancam Fiona jika ia akan meneror Fiona jika tidak menerima ke

i?” Fiona menahan nadanya agar t

perbuatan keji ini,” janji Dave. Ia harus membuktikan kalau bukan dirinya yang menjadi biang k

na. Wanita itu berbalik badan untuk meninggalkan Dave, tetapi langkahn

au bukan saya yang melakukan semua ini,” bisik Dave di teling

*

g terbaik.” ucap seorang pria lans

l

teleponnya. Wajah cantik itu terlihat murung. Wanita itu segera be

cempreng yang langsung menyita

lantas melemparkan ponsel mahalnya ke atas meja. Ia tidak peduli, kalaupun rusak, ia

berubah menjadi senyuman hangat s

gitu?” tanya Budi, pria berumur itu, pada sang cucunya, Lifia

n hotel yang terbesar di Indonesia dengan nama ‘Two Seasons’. Bu

pilihan dari Budi dan telah dikaruniai seorang p

erengek dan mengadu pada sang

ang biar Kakek yang beri mereka pelajaran!” ucap Budi sambil memper

nikahan Alin di hotel kita itu, Kek," adu Lifia l

ingat siapa yang tengah menyewa hotelnya sebagai tempat pernikahan. "Maksu

?!" serobot Lifia. Bibirnya su

. Sekarang kamu tenangin diri saja, ya. tunggu kabar bah

makin cantik dan bisa bikin Dave jatuh cinta sama aku,” pamit Lifia. Cepat sekali suasana hatinya berubah

langkahnya. "Masa kamu mau pergi dengan tangan kosong

cinta! Kakek yang terbaik, deh! Padahal uang jajan kemarin masih ada, tapi Lifia memang mau beli tas baru, sih! Makasih

di kembali serius dan menakutkan. Pria lansia itu mengatup kera

sama saja!” de

a dan lantas mengirimkan pesan pada seseor