SUAMI MADU TIGA
g ada di ruang kerjanya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi warna abu-abu empuk milikny
anmu, Vina .... tak sabar rasanya aku i
tu memikirkan tentang janda seksi binti liar binti binal itu, Naren harus bersiap mengganti celana dalam dan luarnya. Daaaann
gian terlarang. "Hhh, gara-gara tu perempuan aku jadi cepet 'on fire'."
boleh juga, tuh. Itung-itung biar
aknya! Membisikkan sesuatu yang mengundang bi
tok ..
dan binal tentu saja tak mendengar b
taris masuk ke ruangannya dan mendapati
yang ga bisa diandelin!" dengusnya menghampiri Nare
," Asri menepuk-nepu
agi pengen ni-" Ucap Naren seraya membasahi mulutnya dengan
et nadanya. Jijay!!' Asri menggeleng-gelengka
gemas sendiri. "Ganteng-ganteng kebo banget ni orang kalo tidur! K
teriak Asri tepat
pemadam kebakaran!" panik Naren segera mendorong kurs
g Bos, namun, janda anak satu ini lama-lama iba dan menghampiri Nare
h bangun belum?"
terkejut sang sekretaris yang berdiri tegak di hadapannya.
mu Bapak. Tapi Bapak malah tidur
erubah sedikit pucat. 'Gawat! Aku n
dia tak mengigau yang aneh-aneh. "Yasudah! Terus, kamu mau
m beberapa hari lagi Tuan A
ren mengernyi
" Asri memutar dua bola ma
ell," kelakar Naren garuk
ri undangan warna merah berpita kuning emas dari Anggoro. "Ketemu! Nih, Pak! Dibuka, Dibaca, Disimak, Di
i, ya sama saya!" Kesal Naren membala
cehan Naren dengan santai, seolah hanya angin
i bukan anak kecil lagi!)." Asri memajukan bibirnya. "Nih, undangan dari Tuan Anggoro."
un deh! Dari kuliah, tu cewek bar-bar banget sikapnya, pantes suaminya minggat dari rumah. Apa jangan-jangan-' Naren langsung menabok mulutnya sendiri agak keras
ap dagunya seraya menyeringai penuh akal bulus. Sang pengusaha mebel jati itu pun langsung mengambi
yang. Lag
mau bantu Ibu. Tumben ni kamu
mu. Ga tau ni, pengennya
mba
rambut kaya Bob
ballllll
ehehe. Mmm, Saya
gera menjauh dari ibu mertua. Nyonya Rina, sang ibu mertua hanya tertawa geli melihat kelakuan menantu cant
Sayang? Kamu mas
apa si
Aku ke
mong-ngomong pengen? Mana
ng kamu lo
-i
ahah
lin banget! Dah, ya! Aku mau mas
a ... iya, aku ngomong sekarang. Aku pengen punya anak. K
langit tepat saat sebuah pesawat sedang terbang
ngucap sesuatu yang
rusan kau b
. Aku tak bi
ir ... jad
apanya
cara dengan sang istri,
S
ponsel milik Naren yang satunya
an di rumah, ya. Aku sedang
is coklat terang miliknya tak berked
tanya Nyonya Rina lembut m
ga apa-apa, Bu." S
a?" tanya ibu me
kita akan masak apa, Bu?" tanya Tyas m
rek tempe, samb
ya mengalungkan tangannya
biar tambah mahir. Nanti, kalau sudah mahir bisa g
ang aja belajarnya masih kaa bayi, merangkak."
i kalau sudah selesai praktek bikin kuenya
ru? Mbak Vin
a banyak. Siapa tahu kan?" Nyonya Rina menaik-turunkan kedua al
*
gera mengirimkan pesanan Bapak. Baik, terima
h, jemarinya menekan line telepo
" tanya Asri tak l
Tuan Alex ke alamat ini." Nare
ur kaya biasanya?" Asri mengerutkan keningnya sa
tu pengusaha kelas kakap dan sed
ya perlakuannya, kalo kelas lohan ap
a! Kerjain aja apa yang
iya. Si
sa beli istana ini.' Halu Naren seraya terse
membuka random website yang sekiranya menarik matanya. Hingga tanpa sengaja, Naren melihat iklan toko kue ya
h tekun dan giat lagi belajar kue dari Ibu. Siapa
la! Bisa-bisanya aku mikir kaya gitu! Enggak ... enggak! Aku ga boleh mikir laknat kaya gitu! Aku udah janj
i toko mebel kami." ucap Asri pa
Terima kas
menghampiri wanita dengan rok di atas
t tergila-gila akan ukiran jati, terutama di mebelnya, saya mau pesan
nya?' gumam Asri melihat wanita b
k? Apa bisa?" tan
kami yang terbaru." Asri menemani wanita itu berkeliling to
en meninggalkan ruangannya dan ketika ia akan melangkah keluar tokonya, ia mendengar suara yang tak asing baginya. Kepalanya langsun
IN