icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pembalasan Arwah Seorang Istri

Bab 5 Kampung yang Aneh

Jumlah Kata:1024    |    Dirilis Pada: 29/07/2023

ihat wajahnya. Ia sampai menoleh ke kanan dan ke kiri juga kebelakang demi

berteriak?" tanyanya heran. "Ah,

ni itu masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan rapat lalu menguncinya. Ibu dan an

tanya Sella dengan terbata-bata. "Mamah tadi juga liat, kan, ka

juga gak tau, kenapa tiba-tiba muka an

di si Tari kesurupan, atau mungkin, dia bersekutu sama setan, Mah.

a berani anak model si Tari yang penakut kay

an suasana tidak semenyeramkan tadi. Marni segera menutup gorde

begitu kaya bukan muka dia." Sella terus mengikuti langka

usah diba

, Mah

am ini." Marni berjalan menuju kam

akut," celetuk Sella dengan senyum diwajahnya

asa seperti ada orang yang sedang mengawasinya. Tidak, lebih tepatnya seperti ada yang sed

ua tangannya dibawah kepala. Matanya meman

ba-tiba menampar pipi Kak Sella. Ah iya, bayangan putih seperti sosok pocong saat perjalanan pulang tadi. Kenapa kejadian s

ia membersihkan diri, Tari langsung terlelap di atas kasurnya. Mimp

ri seperti tadi," tegur salah seorang wanita yang memakai pakaian ala p

amanya disebut. "Sa-saya, mengajar m

. Dan hampir setiap malam Neng Tari mengajar latihan menari untuk ana

lihat pakaian yang dikenakan oleh wanita itu, lalu matanya kembali melihat pakaian yang

a anak-anak yang berada di hadapannya itu ingin diajari menari olehnya. Tari pun kembali menatap wanita yang bernama Lilis, wanita yang menyuruhnya untuk segera menari. Lilis segera paha

ngi mereka menari. "Ayo, Neng. Kita lanjut latihan menarinya,"

i-iya

tetapi semakin lama Tari mulai menikmati setiap alunan musik yang mengiringinya menari. Sejak kecil, Tari sangat senang menari. Karena ba

am, maka semua anak akan masuk ke rumah masing-masing dan segera tidur. Tidak demikian dengan anak-anak yang berada di kampung tersebut. Malam semakin larut, a

ahat sebentar. "Anak-anak, Kak Tari capek, nih. Kita istiraha

yang barisan paling depan. Lalu mereka be

ya dan istirahat hanya sebentar. Meskipun wajah anak-anak itu terlihat datar dan tanpa ekspresi, tapi mereka semua sangat berseman

i yang beralaskan tikar, mendekati wanita yang tadi

anya apa?" sahut

stru semakin semangat ya, latihan menarinya. Apa mereka semua gak capek, gitu?" tanyanya. Matanya

eran begitu, Neng. Disini memang seperti itu. Semakin m

leh Lilis tadi. "Sudah menjadi kebiasaan?" tanyanya mengulangi

ah jadi warga sini, Neng Tari pasti akan mengerti," tutur

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka