KEPINCUT PREMAN SALEH
alnya memanggil. Gadis itu baru saja selesai ikut kajian di majelis taklim
na keheranan. Tapi ia berpikir mu
adi sekalian saja aku antar kamu pulang." Usman mensejajarkan langkahny
a sangat tidak nyaman berada di dekat pemuda yang dipanggil Ustaz itu. Apalagi jika teringat chat WhatsApp yan
g?" tanpa basa-basi, Usman dengan rasa per
Semakin membuatnya yakin bila Usman yang berada di hadapannya kini bukanlah Us
a yang ngikutin kita deh." Farhana menjawab asal. Jujur, ia mer
a lawan jenis yang berduaan kan
ngar berat muncul dari arah belakang. Usman terlon
datang. Akhirnya dirinya bisa terlepas dari manusia yang menjeng
nyadari sosok yang membuatnya kaget b
ir kajian, kok sekarang nongol
o besok, Ustaz. Maaf, ya, Rey belum bisa hadir di
rserah kamu aja." Usman malah menjadi ketus. Farh
k ke arah rumahnya tetapi justru berjalan lurus mengikuti Farhana dan Usman. Sejujurnya Farhana merasa
rkan martabak ini ke Bang Ra
ang aja," sambar Usman. Tangannya sudah terulur, bersia
z pastinya lebih paham memgenai amanah. Jadi biar saya
utik dan salah tingkah. Farhana tersenyum geli melihatnya. Apalagi terl
enting lainnya. Saya permisi duluan." Usman melihat jam tangan di
" jawab Farhana
a," Farhana menambahkan. Begitu sosok Usman terl
itu. Benar-benar sudah
ya?" tanya R
in pernah. Tapi sekara
na wajahnya tampan dan punya basic pemahaman agama. A
laki yang memiliki adab, meski penampilannya terlihat urakan." Farhana
ria. Di sini mana ada yang mau s
Ela tempo hari gesit banget
ang minim pemahaman agama beginj, mana bisa bimbing Ela supaya bisa berperilaku baik. Mendingan abang cari
an seperti abang ini." Farhana semakin men
sudah menunggu di teras rumah. Begitu mencapai pagar, k
tanya Razaq ketika Far
ih, sama Usman juga. Tapi dia duluan. Ma
iba-tiba Ra
yang lucukah?" ta
itanya juga kagak jawab apa-apa. Mungkin nggak nyadar ada gue di sini. Sekalian aja gue takutin. Eh dia ngibrit lari. Hah
h, Bang. Kalau dia ngompol di ja
sambil menikmati menikmat yang ternyata kiriman Rey, bukan pesanan Razaq. Rey terpaksa berbohong p
aq dan Rey ternyat
r Farhana yang satu ini sangat sulit dekat dan akrab dengan orang lain selain keluarganya. Meski terlihat begitu ramah dengan siapa pun. Tapi untuk b
enikmati martabak. Untuk dirinya sendiri ia akan membuat seduhan cokelat. Gad
terlihat begitu dekat dengan Razaq, pemuda itu berjalam cepat menuju arah pulang. Te
omlah soal nasi uduk tadi pagi, De
anya Razaq menduga hal yang sama dengan yang dipikirkan Farhana. Ia teringat cerita Farhana
*