Serumah dengan Mayat Hidup
is diikuti empat orang dari dalam mobil. Mau tak mau, aku dan Mas Ojan juga turun. Sama se
ang membuka. Mas Jasin, suami Mbak Lasmi. Merek
inggal," ucap Ma
kecewa. Sementara aku dan Mas O
pan?" Mas Ojan akhirnya maju
, seperti tak percaya kami bisa
?" Ta
ke dalam rumah dan tak peduli dengan apa yan
Tanya Mas Ojan se
tih duduk di kurs
Pakde?" Mas Ojan b
ai dekat kursi panjang. Pakde tergeletak di lantai dengan posisi m
abarnya?"
wab Mbak Lasmi dan Ra
tenang itu? Apakah kematian yang bertub
i pagi sebelum berangkat ke sini k
jawab Mbak
imakamkan?" T
menggeleng. En
Mas?" Kali ini Mas Ojan
berkata setengah berbisik, "beliau ak
gitu?" Kej
ggal bersama-sa
dah meninggal ...," k
sudah ada yang meninggal sebelum
tapi masih tinggal di rumah ini. Tanganku mencengkeram punggung Mas Ojan untuk memastikan kami akan baik-
i Mbak Lasmi bersua
n Ratih. Kursi kecil tanpa sandaran baru saja diduduki Mas Jasin. Sementara kursi panjangn
ni. Keadaan di kota sangat buruk. Selain p
seekor kucing hitam berlari kencang sampai menabrak pintu masuk dan kursi panjang di dek
a," cegah Mb
k mayat dilangkahi ku
hidup lagi," masih dengan suara
ak baik, bukan berarti bisa
balas Mb
," aku ikut
nada sama Mba
iap melompat dari atas kursi ke arah mayat Pakde. Tiba-tiba Ratih bangkit dari
sempat ngobrol pendek saat bertemu. Tapi, tetap saja kami tid
r kucing hitam itu bisa menghidupkan kem