Semangkuk Soto Dari Ibu Mertua
rusaha menahan tawa agar tidak pecah. Wanita itu sibuk mengunyah nasi dengan sambal baw
y buat Fadil. Lalu, ayam untuk aku ma
ya mengunyah dan berganti memandang ke
eli ayamnya satu aja buat Fadil. Kita cukup makan dengan sambal bawang biar hemat dan uang bulanan dari kamu c
u telur dadar saja. Masih
n pakai telur modal dagangan telur gulung dan seblak milik sang istri. Bantu modalin s
ku, bisa bangkrut aku nanti kalau kamu jadikan lauk," ke
juga bisa masak enak seperti nenek," sahut Fadil,
u mau, itu masih ada kerupuk," ucap Jihan kemudia
sudah alot karena terlalu lama tersimpan di bawah tudung saji. Sembari mengunyah
k rendang daging. Pulang k
istri. Tentu saja Jihan tahu jika sang suami sedang marah, tapi wanita itu memilih cuek ka
**
ih dahulu. Bahkan, tanpa pamit pada anak dan istrinya. Seperti
ta, Bun?" tanya Fadil yang me
nda ganti baju dulu, terus antar kamu ke sekolah
menatap laci berisi berbagai perhiasan emas yang semakin hari isinya semakin berkurang. Perhiasan itu adalah peninggalan almarhum sang ibu yang sama
bih baik cincin kawin darimu ini yang aku jual," geram Jihan kemudian memasukan
kamu ya," ujar Jihan sembari mengulurkan tiga lembar uang pecahan lima puluh rib
ngangguk dan menyimpan uang pemberia
setelah ini akan pergi ke pasar untuk menjual gelang yang sempat ia ambil sebelum berangkat. Wanita m
itu kala sekolahnya hampir terlewat,
a berhenti di sini," ucap Jihan saat sang putra
-apa. Fadil sekolah du
nda jemput kamu ya," pesan Jihan yan
dalam toko, tanpa sengaja wanita itu melihat ibu mertua dan kakak iparnya juga sedang berada di sana. Sayup-sayup terdengar obrolan kedua wan
kan?" Bu Inggar, mertua Jihan terdenga
anak satu yang sudah bercerai dari suaminya. Dan Rizal sangat menyayangi keponakanya itu, mungkin karena sejak dulu lelaki itu s
mau gimana, uang dari Rizal sudah dipakai untuk bayar rekreasi sekolahny
asalnya Putri, anak Rindi satu kelas dengan Fadil. T
t belikan gelang untuk putri. Sekarang kita pulang yuk,
Rizal kan minta dimasakin rendang,
ahui sang suami lebih memilih memberikan uang gajinya untuk sang ibu
ikuti permainan kamu. Biar saja kamu setiap hari makan di
nggar dan Rindi yang hendak k
enghentikan langkah, Bu Inggar yang sedikit terkejut melihat
Bu Inggar berbasa-basi sembari menunjukan gelang ya
hiasan. Atau jangan-jangan mau jual cincin nikahnya buat makan kali
tuk makan karena nafkah untukku sudah di