DREAM WITH CEO
dang mobil sport yang sampai kini mereka jadi teman baik. Pria itu bernama Charles Andrew, pria yang sebaya dengannya datang ke perusahaan bersama istri
a kunjungan saja. Ada maksud tertentu untuk meneruskan projek mereka berdua memperluas cabang perusahaan mereka.
kin kalau dulu-dulu ia mau makan saja susah. Dan kerja pun harus banting tulang tetapi, hasilnya ti
rsebut. Lewat telepon kantor, ia berbicara pada asistennya. Sementara Charles dan
a sekali. Tetapi, Levin juga Thomas sabar dan baik hati tetap bertahan menjadi sahabat untuk Adam. Levin sudah bicara pada Celine kalau d
rta rok span merah. Wanita itu selalu membawa dokumen ke mana-mana. "Tamara?" panggil Levi
aya mau ke
saja," ujar Tamara. Levin mengangguk-angguk. Itu artinya ia salah jadwal. Levin tidak ta
Pak
vin sebelum memutusk
. Tamara mengangguk lagi sebagai jawaban.
"Semangat ya, kalau
vin lantas pergi. Senyum Tamara hilang. Huft. Wanita itu m
Ara bukan wanita yang seperti kalian pikir bakal menjadi penggoda bos yang mau harta kekayaan.
berniat menemui sahabatnya yang sedang sibuk itu. Alhasil ia berdiam diri di atas rooftop untuk
*
ekarang ka
u sebelum berangkat ke California," jelas Alfred. "Baiklah, semua biayamu nanti
k, P
u
r. Baik Alfred dan perempu
Tu
dari telinga. Karena, terlalu terburu-buru ia sampai menabrak
ngangguk, "saya sungg
anmu." Alfre
Ia dapat mendengar percakapan Alfred dengan
n perjalanannya. Ia kembali menempelkan ponselny
m. Ada sedikit
kau berbicara denga
gas saya sete
dulu. Temuiku di Califor
kasih banyak ata
menutup p
*
buhnya untuk menyingkir. Wanita berpakaian seksi itu lantas bertanya-tanya. Ia heran dengan tingkah laku kekasihnya. Dengan dua kancing kemeja yang ter
arnard ingin pulang cepat. Ia
ayoklah, ini baru jam 10. Kau bukan lagi anak remaja yang tidur dalam waktu c
n pulang, Barnard? Kau ingin
bicara yang tidak-tidak. Kau ini sedang
a setengah. "Sayang, aku tidak pernah menginginkan dirinya. A
tidak mau menika
menikahimu. Tapi
kekasihnya. "Aku mau ka
istirahat saja di apartemen," titah B
as. Matanya sudah me
smi
segera menggendong gadis itu ala bridal style ke dalam.mobil. Ia panik. Orang-ora
melirik Jasmine lewat kaca spion di depan mobil. Wanita itu berbaring lemah tak
en gadis itu. Wajah panik Barnard sangat terlihat. Ia berharap tak ada sesuatu hal yang serius pada Jasmine.
*
seseorang tiba-tiba memencet bel. Ia menghela napas lalu berjalan untuk mengecek siapa orang tersebut?
engernyit sesaat sebelum membuka pintu. Pasalnya untuk apa petugas itu datang? Ia ju
pintu itu tak berpikir apa-
n Bu T
pa dan dari siapa pengirimnya. "Ini ada paket atas nama Tamara Wilson dari Pak Levin." Tera
paket un
namanya
uduk seraya membuka paket tersebut. Terdapat kotak hitam diberi pita merah. Menarik pita itu perlahan, dengan mudah pita itu terbuka. Gadis itu membuka tutup kotak itu. Bagai membuka kotak pandora, Tamara terkejut, bola matanya membulat sem
u. Saya tahu kamu nanti akan hadir di acara pernikahan rekan kerja Adam.
ancar. Aku akan menjelaskan t
EV
ra menaruh kertas itu di atas meja. Ia menghela napas, tubuhnya seketika lemas. Gadis
rnya. Ia menatap jijik baju itu. Tapi, ia juga harus melakukannya. Uang Levin j
embeberkannya di depan wajah. "
berlagak ing
*
jika hadir ke sana. Nuansa romantis yang begitu kental. Dengan disuguhkan kolam renang, dekat juga Pismo Beach. Hotel juga dibe
di pernikahannya. Dia seperti Prinses. Dan Liam pangerannya. Liam menyudahi obrolannya karena ingin cep
pesona sang pemilik acara. Memegang wisky di tangan kanan, gadis itu tengah berbincang-bincang dengan seseorang ya
lain daripada kau sendiri," ejek Levin. Sengaja ia berbicara seperti itu untuk memancing emosi Adam. Setidaknya timbul perasaan peduli terhadap seorang wanit
ali. Thomas lantas menahan tawa. Usaha Levin kerap kali gagal mengompori sahabatnya. Thomas menggaruk pelipisnya yang tak gatal
lalu meneguk satu tegukan. "Tidak, aku sama sek
sudah pusing berhadapan denganmu," pasrahnya. Levin mengangguk setuju. Ia
aku saja sendi
*
sepertinya ia merasa ada sesuatu hal yang mesti ia selesaikan. Entah kenapa ia pikirannya tertuju pada gadis
tertidur. Pasalnya sudah hampir tengah malam juga. Pintu itu jelas terkunci. Barnard bingung ketika s
ka berbicara dengan Elena. Padahal Elena adalah istri sahnya. Laki-laki itu masih mengetuk pintu itu lagi.
h-olah kau ta
erubah merah. Kedua tangannya terkepal kuat. Elena tidak ada di dalam kamar! Jika saja pria itu tenga
AKAN KUBIARKAN HIDU
NYA DIA KABUR
AJAR! TIDAK T
nnya tanpa memberi kabar. Baginya itu sebuah penghinaan. Ditambah lagi, Elena membuat Barnard dalam masalah jika
*
rn