Pernikahan Tanpa Cinta #1
dalah salah satu dari ribuan, bahkan jutaan orang-orang itu. Sikap terang-terangan yang sejak dulu tertanam dalam-dalam di diriku, h
ikirin c
eman dekatku yang melangkah m
a masuk?" t
ti tepat di belakangku. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku c
uk
in
ebih t
gak pernah bilang ke dia. Atau para
terd
sa hilangin efe
enjawab pertanyaan itu denga
ang." Devan maju, jarinya terulur menunjuk waja
e juga nggak ta
g dia pergi,
ndo
kali. "Masa iya dia nggak suka sama cowok lain di
kata terakhir yang diucapkan de
nggak takut sama
sama diri sendiri. Tapi ya lo ... lumaya
ku sadar diri kalau pengecut adalah label yang tidak bisa l
nggak pernah ketemu selama bertahun-tahun. Terus nggak kenal
udah keberapa kalinya pertanyaan yang sama terlontar dari mulut Devan
sud
n ke luar negeri. Dan tujuannya London. Yaaa dan seterusnya, lo pasti tau sendi
eneran gila deh. Plis perasaan lo tuh nggak normal, Sa!" Devan menun
l kayak gitu, malah buat gue bahagia? Gue juga nggak ngerti kenap
t-otot wajahnya yang tadi menegang kini l
gue cuma bis
kas
Langsung kenalin diri lo. Lan
sendiri pun sudah
nya. Dia pasti tidak percaya kalau aku akan seperti ini jadinya. Tapi ya kenyataannya begini. Rasa yang ada untuknya, b
ngan lo apa?" Aku ba
tujuan awalnya ke sini. "Gue cuma mau bilang, besok dateng ke
gue ngg
satu relasi lo yang punya powerful
, aku memang tidak bisa menolak. Apalagi jika be
nama an
dangan pasrah. Terkadang, pria yang sudah menjadi temanku sej
tau anaknya? Yang bungsu yang nik
ma mau
Gue juga lupa, sih." Devin nyengir tak ber
yang bingkai fotonya ada di atas meja. Aku lalu menunjuknya. "Pria itu,
m cukup lama. "Dunia sempit ban
tatapan pasrah. "Seriusan lo nanya kayak gitu? Mending
sepertinya. "Ya maksud gue, lo
n udah tau
tetep ker
. "Gue profesional. Urusan pekerjaan itu beda.
gangguk-angguk. Dia paham aku mulai kesa
ya naik turun. "Jadi intinya lo dateng, kan? Sa
tadi? Lo nggak punya pasangan? Gue nggak salah denger?" Playboy ca
kkan bahunya. "Tapi yauda deh yang pen
H
sana." Devan menunjuk fotonya, lagi. "Sia
mend
Fyi aja." Devan benar-benar menjengkelkan dengan meniru gaya bica
ada, tapi selalu dipendam. Rasanya memang sangat, sangat tidak mengenakkan. Tapi, aku juga puny
lamun. Sia
mana di dalamnya terdapat seorang perempuan yang tersenyum manis dengan ra
Namany
*