Mendadak Jodoh
ah Ariq. Bagaimana tidak Abah dan temannya mem
santai dua lelaki tua itu malah menyuruhnya menikah.
ng pernikahan Zia yang akan diadakan esok pagi. Kebetulan Queri memiliki kenal
z akan mengurusnya. Kedua calon besan itu tidak percaya pada anak-anak mer
q sendiri yang meminta. Lagi pula menurut Ariq acara resepsi tidaklah penting
u dengan kedua tangan y
asa udah harus nikah. Gak mau, Mbu. Gak mau. Si Aa dulu aja gih kalau mau punya cucu mah. Lagian tu
ui. Kenapa gak mau? Kalau Ambu jadi Eneng mah udah pasti Ambu
t-ikutan menjerumuskan. Membuat bibir Zia kian me
sareung Abah jadi teu hariwang lagi ngelepas kamu kuliah s
ama aja." Zia berdiri sam
lah mendukung keinginan sang ayah. Zia mendengkus pelan
angit-langit berwarna biru. Menarik napas sebentar sebelum memej
n tunik marun itu menguap beberapa kali. Hingga matanya sangat berat
*
hkan diri setelah semalam tak Mengganti pakaian membuat badannya teras
jadi? Zia mengusap wajahnya pelan. Zia menggeleng dan berusaha untuk melupakan masa
sebelum memastikan siapa yang mengetuk pintu kamarnya di pagi buta. Gegas
kl
besar di tangan serta tas besar pula. Zia memindai seluruh badan ke
?" tanya Zia den
dandanin Teteh," jawab salah sa
bulatkan mata sipitnya. Susah payah dia menelan saliva
l
an aku mau nikah. Duh Gusti, Naha jad
dengan debaran di dada. Jujur, Zia belum siap jika harus jadi pengantin
nya kasar sebelum bena
mbil menyunggingkan senyum
rias?" tanya sala
rengut, tapi tetap membiarkan kedu
aja di kursi biar
tas besar pun mengeluarkan isiannya. Di sana ada beberapa kebaya denga
ih kebaya yang baru dikeluarkan, lantas men
kai hijab?" Spontan Zia
, pernikahan impian dengan lelaki yang diharapkan pun malah kandas. Maka dari itu, walaupun s
n Dania saling berpandanga.
kai hijab," jawab Yustina denga
ditentukan dan mungkin hal ini akan membuat Kedua orang tuanya bahagia. Dengan mengucapkan bi
ngan pasrah Zia menurut pada kedua perias tersebut. Di dandani s
*
hadiri pernikahan Zia dan Ariq. Meski tidak mengundang, tapi banyak yang
pernikahan Zia yang terkesan mendadak itu. Ta
as putih layaknya pengantin. Hah, sebenarnya Ariq malas dan ingin kabur saja. Nam
sama sekali. Tampak berget
a ada aja,"
ntas menepuk pundaknya pelan. Ariq men
tanya Ariq s
gak kenal," celetuk Zi
Ariq mengeru
ya Zia. Itu artinya gue ba
O
ma
ertarik untuk meladeni ucapan dari sang kakak ip
an lebih mengenakkan dibandin
u belum siap,' batin Ariq sambil
*
sam