Perjuangan CINTA SEJATI
swalayan. Cuaca yang pas membuat semangat Velin membara. Tidak t
t Velin melintas dihadapannya dengan tubu
sahut Velin seraya
mendekati Velin dan menjulurkan tangan mengis
tung diudara, lalu, mau tak mau ia harus mengecup punggun
ngecup punggung tangan tersebut dengan lembut. Tak lupa pula ia men
an ke arah Gea yang tengah mencibirkan mulutn
mesra dengan sang suami, padahal itu hanya actingnya saja, supaya si pelakor mera
engaman agar selamat sampai tujuan. Entah mengapa ia merasa malas untuk mengeluarkan mobil, lag
egeralah ia turun dari motor, lalu melepaskan alat pengaman yang ia pakai,
n sampai tak sengaja menabrak seseorang. Mungkin terlalu asik memerhatika
r
gelegapan. Lalu menaruh sebuah produk
am saja tak menjawab, bahkan meninggalkan
" batin Velin, lalu melanjutkan aksiny
lin segera nyudahi aksinya, dan segera menuju kasir. Sejumlah uang ia sera
perginya mereka? Irulah yang menjadi inti pemikiran Velin. Segeralah ia langkahkan kaki menuju pohon yang tertanam di halaman rumahnya, lalu membuka sebuah pot palsu yang menghi
g bersih, melainkan Velin semakin dibuat putus asa melihat keadaan rumah b
ng dan gelas yang berseakan diatas meja sof
mempunyai hati!" batin Velin bergumam kesal. Lalu menghentakkan kaki
ban saja!" omel Velin sambil membereskan gelas satu persatu, juga piring yang ada. Tak lupa pula ia kumpulkan tisu yang b
emasak dalam waktu sepuluh menit tidaklah berat baginya. Tak lama kemudian, masakan Velin sudah sia
lantai sejenak, telapak sepatu yang melekat dilantai membuatnya begitu risih. Kotor se
lihat cahaya dari arah pintu memasuki rumahnya tatkala pintu dibuka. Siapa lagi kalau bukan Gea dan Doy. Tatapan Velin justru fokus pada se
ak ada guna ia bertegur sapa pada mereka kar
r
antai yang diinjak oleh Gea adalah lantai yang licin, jelas baru dipel oleh Velin. Entah mengapa tanga
u alis yang terangkat. Dalam hati ia terbahak-bahak melihat madnya terpeleset dengan konyol. Apalagi meliha
sore-sore seperti saat ini? Supaya aku terpeleset, kan?!
yahut. Akan tetapi ia ingin membyat Gea kepa
dibersihkan seharian? Mikir kamu!" tukas Velin degan ide cemerlangnya. Ia sengaja ber
t?" sergah Doy sembari memeriksa kepala dan area waja
u Gea sembari menepuk pelan bokongnya, diiringi ringis
tawa. Apa-apaan suaminya? Istri dari terpeleset justru muka
biar aku terpeleset!" adu Gea dengan air mata palsunya. Berusah
rena mengepel memang sudah menjadi rutinitas dirinya
benar atau tidak melihat," kata Doy membela kebenaran pada diri Velin. Sehingga yang dina
in disalahkan. Maunya menang sendiri, hingga Doy berpasrah, mengiyakan
mbari menuntun tubuh Gea a
t-sakitnya begini!" protes Gea dengan raut muka cemberut.
jik. Ia seakan muak melihat tingkah laku madunya yang men