SUAMIKU MILIK IBUNYA
kejam padaku, jawabannya adalah dulu dia tidak seperti itu, dia bahkan sangat menyayangiku lebih dari apapun bahkan ibu mertuak
shb
n sekarang 28 tahun sedangkan mas Rahmad 31 tahun. Kami sudah menikah sekitar 4 ta
ri kota Surabaya, orang tuaku sudah meninggal dan aku
batan akhirnya aku pindah ke Tuban dan singkat cerita bertemu d
BPKB, karena setiap sore dia selalu mentransfer kan jumlah uang banyak ke rekening kantor melalui bank temp
ang melihat, tapi entah kenapa karena ketulusannya waktu itu aku menerima lamarannya untuk meminangku. Aku
g berkunjung ke rumahnya, mas Rahmad adalah anak pertama dia hanya me
ah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan mas
dan sayang padaku, saat mas Rahmad melamarku aku
lulus kuliah dan pergi bekerja. Aku menyetujuinya karena aku juga masih dalam jenjang karir jadi itu tidak masalah untukku. Aku masih sammnggu
seorang pegawai bank lumayan saat itu. Karena aku yang kekurangan kasih sayang orang
ku memutuskan untuk berhenti KB karena ingin segera memiliki momongan, aku berfikir umurku sudah semakin tua dan aku tidak ingin itu mempengaruhi jalanku untuk memiliki se
Rahmad akan segera menikah, dan tanggung jawab ibu
tuk menikah bahkan semenjak dia bekerja mas Rahmad masih mencukupi kebutuhan mereka disana, bahkan Tia sama sekali ti
keluar uang untuk makan dia dan ibunya, dia meminta mas Rahmad membiayainya karena itu memang itu tugasn
an dia meminta kebutuhan pernikahannya di tangg
a menyetujui permintaan sang ibu padanya. Bahkan dia melarangku untuk hami
rtengkar dengannya dia hanya akan berkata kalau itu adal
g oleh mas Rahmad seorang diri, sedangkan pilihan dari ibu mertu
ini orang kaya jadi dia harus menjaga
kali pamer dan tidak ingin kalah dengan ora
atau beli rumah sendiri, bukankah gajiku banyak
umah kami memang tidak terlalu jauh. Kami sudah pisah rumah tapi gaji mas Rahmad akan diberikan p
payahku sendiri. Aku sengaja membelinya karena aku memang tidak ingin sat
gal di rumah ini kalau
kan ibu ingin pernikahan putrinya di gelar dengan acara yang mewah, bahkan ib
adik iparku itu sangat mega
mang tabunganku tinggal sedikit, apalagi pengeluaran rumah tanggaku yang selalu aku tanggung sendi
memenuhi tanpa di bantu mas Rahmad. Dan aku berfikir mungkin nantinya setelah Tia bek
agar bisa menyewa jasa dokrasi pernikahan yang mewah untuk Tia. Tapi aku
nak perempuannya itu dengan mewah dan megah, bahkan Tia yang punya acara sama sekali tidak mau tau bagiaman cara ibu membayar nya.
s bertanggung jawab atas semuanya. Mas Rahmad m
as tangan. Sudah cukup aku membantu mereka selama ini, mungkin kalau itu untuk ibu aku pasti akan berusaha untuk membantu,
tuk membantu membayar biaya yang hampir 50 juta dengan car
inya, rumahnya tidak terlalu jauh masih
elama ini kami tunggu akhirnya hadir di dalam perutku,
h bekerja seperti biasanya, aku lemas dan tidak nafsu makan
ter untuk mengurangi aktifitas yang banyak aku mem
a padaku, mereka menyalahkan aku yang melepas KB
ah sangat cuek denganku, bahkan dia sering tidak tidur denga
rumah hanya di gadaikan sertifikat nya. terpaksa harus di jual karena mas Rahmad tidak akan sangg
nganku dan mas Rahmad, karena tidak mungkin dia tingg
ngsung mungkin dia bisa membantuku mengurus rumah karena kondisi ba
aktu untuk menerima aku yang sedang hamil ini tapi ternyata tidak, sikap mer
ing berjalannya waktu semua akan berubah, mereka akan m
hkan saat Anaya lahir mereka sama sekali tidak menungguku di rum
kan karena kata ibu mertuaku dia kehilangan
lasanku
besar tanpa kasih sayang seorang ayah. Walaupun memang sekarang Anaya b
sam