Cinta Gadis Biasa
ana kea
an kepadanya bahwa aku tidak terganggu dengan gosip-gosip yang beredar di luar sana."K
enyesalan yang tampak di wajahku kala itu, membuatnya sedikit bingung hin
akan
lai sekarang aku tidak tahu dan tidak ingin tahu tentang hubungan kalian," Ujarku tanpa keraguan sedikitpun. Walaupun sebenarnya, tubuhku t
gan semua tentang Wati. Ia sangat egois! Dan aku tidak ingin
u bahasa, entah apa ya
tiga dalam hubungan kalian." Aku melihat kedua netranya memerah dan pelupuk matanya bergerak
aku yang terlambat menyadari bahwa kamu adalah orang yang
e
sungguh menyesal telah membohonginya. Jujur, jauh d
r, aku tak mungkin menarik kata-kataku
anya karenanya, bukan karen
eterpurukan, aku pun membe
un setelah melihat kesungguhan hatimu men
hubungan kalian tercipta, namun aku sudah men
nyai hubungan khusus itu, apa
back street, apa mungki
eseorang yang lebih baik dariku dan Wati karena aku su
harap, kini hanya bisa terdiam kaku setel
ertanyaan dariku karena kita suda
ta tidak berjodoh." Itulah akhir dari pertemuan ki
n inilah jalan yang terbaik untuk kita, karena ada pepa
aku siap menjalani hari-hari bersamanya diba
saksi dari keromantisan mereka kala itu, a
tu mudahnya ia mengatakan perasaannya. Bahkan set
akan memiliki sebuah rasa untukku. Memang aku pernah meng
itu memang s
angsung menerima panggilan tersebut tanpa memeriks
ra," ujarnya dengan
ssalam," ja
ngap
nap
lagi kan
wh
a balasan
ya, surat yang tadi sore," gumamku membatin. Aku pun berinisiatif untuk
sore kamu ceramahin," Jawa
... Jangan bilang kamu ya
ap
ambisius," Rutuk
ilikimu Rara..." Sambungnya den
aku tidak ingin dimi
lu galak, nan
, kamu sa
g aku
rsis, h
eorang 'Teman tapi cinta'. Tanpa sadar kep
ami sudah merasa semakin akrab dan
ti biasanya, karena ia orang yang cukup asyik diajak berkomunikasi dan b
ta layaknya seorang teman. Meskipun aku menyadari bahwa tak ada
nnya, kami hanya berkomunikasi lewat panggilan saja karena
yang masih tetap berkeras hati untuk menunggu jawabanku, seme
sampai suatu hari ia memutuskan untuk menemu
rmintaan yang cukup sulit. "Ok, denga