"Untuk menggerakkannya generasi mendatang, cerita ini telah diubah lagi dan lagi."

　　Mata Adeline menyipit dan dia mengerutkan bibirnya. Hatinya agak berat.

　　"Memang, kisah selir Mulia Ying dan Kaisar X telah berubah tanpa bisa dikenali."

　　"Apakah kamu menginginkannya atau tidak?"

　　Devon menatapnya dengan dingin.

　　Dia berbicara seolah-olah dia tahu kisah Permaisuri Mulia Ying dan Kaisar X dengan sangat baik.

　　Dia adalah seorang siswa sekolah menengah, dan nilainya sangat buruk.

　　Dia tidak percaya bahwa dia tahu banyak tentang sejarah.

　　"Tidak!" Adeline sangat bertekad.

　　"Brengsek!" Devon mengutuk pelan.

　　Ini adalah pertama kalinya dia memberikan perhiasan kepada seorang wanita, dan itu adalah wanita yang sama sekali tidak dia sukai.

　　Dia benar-benar ditolak.

　　Pria itu memelototinya dengan tajam. Tatapannya begitu dingin sehingga membuatnya gemetar

　　Hati Adeline bergetar hebat.

　　Dia menatapnya membela diri.

　　Dia tidak akan membunuhnya, bukan?Apakah dia akan begitu menyedihkan sehingga dia dibunuh oleh seorang pria di kedua hidupnya?

　　Sepanjang jalan, suasananya mencekam dan menindas.

　　William mengemudi dengan hati-hati dan Kimmy bahkan tidak berani bernapas dengan keras.

　　Adeline duduk diam dan melihat ke luar jendela.