icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ditinggalkan Karena Burik

Bab 2 Sakit Hati

Jumlah Kata:1122    |    Dirilis Pada: 30/03/2023

ku. Mengingat bagaimana sikap Mas Andra kepadaku, tak ayal membuatku sakit hati sekaligus sedih. Apal

nya karena kulitku yang burik ini, hingga dia tega memperlakukan

ayur kangkung dan tempe itu, dan menyimpannya begitu saja di dapur. Mencuci tangan, da

ap dingin selama lima bulan ini, pria itu sama sekali tidak pernah ber

mengingat usianya yang hampir menginjak dua puluh tujuh tahun. Mas Andra pernah bilang jika dia ingin menjadi seorang ayah di usianya yang

sekali cuma datang sebentar menunggu di rumah bid

untuk menghubungi orang tua dan meminta bantuan, sangat tidak memungkinkan, karena kedua orang tu

yar televisi masih menyala dan masih mempertontonkan sinetron yang sama t

**

n televisi terasa berisik masuk ke telingaku, ditam

am dinding hampir menunjukkan pukul 11.30 malam.

rganggu dalam tidurnya. Aku memutuskan untuk melanjutkan tidur di sini setelah melaksanakan kewajibanku n

engarkan musik dari ponselnya, dia tidak akan peduli meskipun aku menggedornya untuk mengambil perlengkapan Farel ataupun unt

utraku karena kedinginan. Untuk masalah mengganti kain jika dia basah, aku biasa mengambilnya yang masih tergantung di jemuran bagian belakang. Kebiasaanku ya

yang tengah mengobrol dengan mesra. Kupikir itu suara televisi,namun ketika di layar hanya tengah menceritakan tentang dialog seputar pemerintahan, fo

normalkan detak jantungku dan berusaha untuk berpikiran jernih. Namun laki-laki suara itu membuat ketik fok

tiga langkah dari tempatku ini saat suara i

g. Apa sih yang n

.

lang kerja ya aku past

.

Sekarang kamu bobo yang nyenya

.

gara-gara kangen sama kamu. Tau nggak, u

tku rapat-rapat, agar suara teriakanku tidak terdengar

kenapa Mas Andra berbicara sangat menjijikan seperti itu,

amiku itu. Yang aku yakini, dia membenci dan marah padaku bukan hanya sekedar kare

alam kamar mandi. Tangisku sumpah seiring dengan air keran yang sengaja aku nyalakan dengan cukup besar, agar menyamark

i ke ruangan di mana segala sesuatu kulakukan di sana, entah i

aku mengerjakan shalat dengan baju yang aku karena

alat yang kubutuhkan itu berada. Namun jika tidak mengambilnya, a

melihat reaksi yang ditunjukkan oleh suamiku. Ba

tok

enti dan berganti dengan hening. Setelahnya, kudengar kunci diputar dan Mas Andra berdiri dengan rambutnya yang acak-acakan. Namun fok

atap ke arahku. Berbeda sekali dengan apa yang d

gambil nafas panjang demi member

langsung bertanya kepada Mas Andra, tapi bukan tidak mungkin dia akan balik membentak dan marah-marah

mbangunkanku yang sudah terlelap, tahu nggak. Padahal kau tah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka