Jerat Gairah Lelaki Penguasa
an Nona
sedikit memerah, lalu duduk di k
karang ini. Saya akan menempatkan nona Intan di bagian itu. Anggap saja ini hanya sementara dan training. Selama tiga bulan ke depan, nona Intan akan selal
t asisten Agung menjelaskan jabatannya. Int
uangan nona Intan. Dan satu lagi, ini semua jadwal meeting dan kegiatan pak Presdir, silahkan dibaca
karena urusan sudah selesai. Intan akhirnya bergegas keluar, menuju ruangannya sendiri. Sedang asyik berjalan sambil memb
semua lembaran yang kini terpecah berai di lantai keramik. "Kamu pasti terlambat kan? Di sini presdirnya galak, dia
inggalkannya. Sedangkan sang pria mengerutkan keningny
. Baiklah, aku sudah mengerti sekarang. Lebih baik aku men
tkan dari sang asisten Agung. Pintu ruangan presdir tertutup rapa
sang Presdir, dar
esi yang Intan tampilkan juga biasa saja. Namun, saat sang presdir berb
nunjuk ke arah Intan yang
Presdir meminta I
asih setia menunduk. Pria yang tadi sempat Intan ta
enabrak saya?" tanya Lingga
ri yang jalan tidak hati-hati," jawab I
orang lain itu. Biasakan untuk mendongak dan menatap
n mendengar Intan berani menggosipkan dirinya, hati Lingga sudah mulai tergetar. Rasa penasaran terha
r ini?" tanya Lingga, nada su
a baru," jawab
u jika saya adalah tipe pemimpin yang disiplin? Siapa y
engar dari karyawan lain
dengan kamu, pertemuan pertama yang menyenangkan,"
n fatal yang dia buat di hari pertama dia bekerja. Benar-benar membuat Intan malu setengah mati. Wajahny
or ini. Saya rasa, ada banyak sekali wanita di luar sana yang berharap berjabat tan
main. Baru kali ini dirinya bertemu dengan seor
sekarang,' batin Intan, me
ai sekretaris. Kalau tidak ada apa-apa lagi, saya ijin keluar, Pak,"
kita besok ke kota Lombok. Apa kamu sudah menyiapkan semua berkas
sok?" Intan terke
Lingga, mengibaskan tangannya ke depan hidung. "Kenapa terkejut seperti itu? Apa kamu
. Tapi, jadwal pergi ke lombok b
ni! Saya panggil Agung dulu," ujar Ling
ruangan yang sama, Agung merasa ada sesuatu yang aneh dengan atasannya
ya, Pak?"
tidak ada di dalam catatan jadwal s
nya. Saya akan memperbaikinya sekarang
u di bandara!" titah Lingga, membuat Intan hanya bisa mengangguk pasrah. Intan kembali ke ruang kerjanya. Baru hari pertama bekerja, Intan sudah mengalami kesulitan. Memang benar dengan diri
l dan tau bagaimana presdir di perusahaan ini. Kalau ternyata dia presd