BIDADARI
t pemandangan di hadapanku tadi, ras
memilih menutup pintu dan bersandar di belakang pintu sambil mengam
ng tidak ingin aku lihat itu.' Aida bergidik jijik, tapi di
ni bisa mengembalik
karena memang kamar itu
kamar pembantu."
at panas tubuh manusia diterima oleh sensor maka pengatur udara di dalam kamar itu aktif otomatis dan menyesuaikan sendiri ti
inggal di tempat
rdiri tepat di hadapannya, bisa melihat pemandangan kota Jakarta dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi, beda
isa menjadi hibura
ini untuk menaruh b
uka lemarinya. Besar dan banyak space yang memb
otel berbintang lima yang sering aku lihat di televisi. Wah
mbil dia senyum-senyum sendiri m
rangan yang luas, tapi tidak seperti ini. Dua tingkat biasa saja dengan banyak barang perabot khas masyarakat yang masih berbudaya menyimpan barang tak digunakan dengan harapan barang itu bisa berguna suatu saat nanti tapi tanpa mereka
yang sudah disusun sedemikian ru
rang. Jadi tentu saja tempat tinggalnya bukan sebuah tempat tinggal yang biasa seperti rumah kebanyakan orang kaya zam
orang yang mengerti tentang ilmu design interior. Brigita banyak ikut andil dalam pemilihan furniture. Makanya
kamar ini kayaknya serba keren dan otomat
ti sebuah hunian smart home for better living yang biasanya hanya bisa dilihat oleh Aida di ikla
u masuk dalam kamar ini aku pun bisa mengumpat dirimu, keluargamu dan siapapun yang menyakiti hatiku t
tidur setelah kondisi hatinya sedikit lebih baik. Aida juga sudah
puan." Kejadian itu sempat menggores hatinya. Tapi dengan cepat Aida menggelen
-cepat wudhu. Aku belum salat Dzuhur dan Ashar karen
tidur yang sangat empuk dan baru pertama kali d
ajiban yang memang tidak m
mana arah k
inya dia ingin langsung mengambil
a
situ mat
matahari cenderung berada
ah bisa menerka-nerka
hu Ak
budaya yang diterapkan warga di kampungnya sehari-hari. Karena itu, meskipun Aida berada jauh dari kampung dan dari kelu
akan dan minum. Tak perlu ditunggu, dirinya pun sudah khusyuk melak
... hi
memang dia sudah tidak tahan lagi u
nya dan juga hinaan yang bertubi-tubi yang diberikan kepadanya oleh beberapa
tertawa atau menunjukkan bagaimana di
a biasa. Usianya bahkan m
is dan tidak merasa sakit dengan s
h sakit dan kecewa den
h Aida sedikit bengkak bisa tak terasa lagi dalam
ghfir
ik semua ucapannya sesa
bermaksud aku ingin mengumpatmu yang telah menorehk
aat dirinya mengutarak
ua tipu daya syaitan di balik prasangka buruk terhadap-Mu.
ni di mana dirinya berada bersama dengan orang-orang yang tidak
a yakin
emua yang kurasakan tidak ada apa-apanya dari semua ujian yang Engkau berikan kepada para na
rdayaanku sebagai manusia, aku punya Tuhan yang hebat. Aku punya
ut mata Aida ketika bibirnya berbisik, membuat bul
dalam ke
r segala bisikan dan Maha
anya, membuat dirinya memejamkan
perlindungan-Mu untukku. Lihatlah semua kebaikan yang telah Engkau berikan padaku saat ini." Aida pun menggir
i adalah sebuah nikmat yang telah engkau berikan untukku yang harus a
hal yang menurutnya adalah kel
r untuk pendidikan adik-adikku? Lihatlah bagaimana sekarang ketiga adikku bisa kembali bersekolah di tempat
sudah didapatkannya seakan-akan luka itu seperti lava yang mendingin dari letusan gunung. Membawa kesuburan dan
di alam semesta. Tapi aku mencintai-Mu dan punya harapan besar, Engkau rela memberikan sedikit senyummu padaku saat Engkau melihatku di sini memujiMu, mengingatMu dan menyatakan cintaku pada-Mu wahai dzat
ulkan perih dan luka dalam lubuk sanubarinya. Sebuah senyum pun muncul di bibirnya sea
dan gelisah. Rasanya
aman surga. Jaga ibu, Lingga, Arum dan Lestari supaya mereka bisa mendapatkan ketentraman, keselamatan, kecukupan rezeki di tempat yang jauh
dia yang sudah merasakan betapa tenang hatinya ke
ya. Demi kemuliaanmu yang mengabulkan permohonan hamba-Nya, berikanlah ke lapangan kubur bagi mereka yang telah meninggal dunia bagi kaum muslim dan muslimat. Bagi mereka yang mengalami kesulitan karena siksaan kubur akibat kelalaian mereka di dunia, ringankanlah walaupun itu hanya satu detik. Untuk mereka yang masih hidup,
annya mengelus wajahnya dan menutup doanya dengan suj
bih tenang." Lega
, aku
g bersamaan ketik
kbar All
a Aida dari handphone yan
a berdoa tadi dia tak menyangka kalau memang dia
keinginan Aida untuk menunda waktunya beribadah. Di
enanya, pandangannya terarah pada koper-kopernya yang masih ada di dekat pintu dan teraba
. Aku harus merap
n hal lain tentang apa yang sudah
r-kopernya untuk memindahkan semua isi pakaiannya juga barang-barang
ang ada di depan cermin meja rias dan melihat matanya sembab karena tangisan
keadaan ini lebih bagus bukan? Aku mengetahui sikap aslinya lebih dulu dan aku tidak harus m
wajahnya. Walaupun dia melihat wajahnya sedikit memar di bagian
bisa menarik hal-hal positif dalam dirinya bahkan saat ini ketika Aida
kbar Alla
t itu tas yang masih ada handphone di dalamnya dan belum
ulu ajalah biar tenang n
Tak ada kegiatan lain yang harus dia la
nya tenggorokanku
inum apapun. Sudah berjam-jam berlalu. Aida sendiri sadar
gara-gara haus," keluh A
kuu
dari pagi Aida tidak makan dan minum mulai dari saat dirias, di pesawat, di
logis itu seperti sudah tid
juga. Tapi gimana kalau a