Bukan Pembinor!
memangnya aku karung beras apa?"
rkana terus saja berjalan menuju ranjang. Menurunkan pe
nita yang ia cintai itu. Lalu ia segera mengambil posisi berbaring di samping istrinya.
rnada memohon dari sang suami. "Ada apa? Tid
alau pernikahan keduanya tidak lagi baru. Sudah sekitar lima tahun
rasa melow sekarang." Didekap
gin mendesak pria itu untuk bercerita. Suatu saat nanti jika
rsenyum, "Tenanglah, tidak ada yang perlu kau risaukan. Aku selalu di sini bersamamu dan mend
. "Kau yang terbaik Sayang, selalu mengerti peras
u ada di sisimu, Honey. Aku selalu di sini, bersamamu." Bella berbalik, ditatapnya man
lla membuat Arkana memejamkan matanya meresapi usapan sang istri te
a, dikecupnya jemari lentik yang sedang bermain dengan waja
hun yang lalu. Di saat dia sedang terpuruk karena kehilangan ayahnya akibat kecelakaan, Arkana
ali malam ini." Senyum nakal menghiasi bibir pria itu, mengingat kembali ma
nya sangat nikmat." Bella memasang muka kembali menggoda. Meresa
upi tubuhnya dan sang istri hingga batas leher. Mereka masih sama-sama naked, bukan tidak mungkin jika hasr
" Bella mulai memejamkan
ream, M
**
kolaps, kau masih b
ir aku harus melakukan apa? Menangis gul
lihan kedua le
ia bertanya-tanya dalam hati, apa Vano─sekertaris sekaligus tangan kanannya sudah kehilangan akal
no sambil meneliti berkas-berkas di atas meja, seolah ke
n! Kalaupun Andrew Herlambang bersedia memberikan uang sebesar itu, pasti ada harga yang harus Arka ba
mpunyai waktu sebelas hari mulai sekarang untuk mendapatkan uang itu, atau kau akan kehilangan semuanya." Ucap Vano me
s bencana hidup dalam satu ka
jangan hanya bisa cerewet dan
dia berlalu pergi dan
na merah itu. Ia keluar di pintu terdekat dan segera menuju mobilnya di tempat parkir. Sete
a bisa diprediksi. Satu hal yang ia benci, ini
angguh walau menjadi or
yang sangat besar dan tak seorang pun
atas kecepatan rambu lalulintas yang menunjukan kecepatan maksima. Arka melajukan mobil dengan kencang di jalan dua ar
nggu sejenak sampai polisi menghampiri mobilnya,
kukanku sedikit kasar? Setidaknya aku jadi p
lah, Tuan?" tany
h banyak uang,"
a kau but
r rupiah,"
a itu tidak akan cukup." Polwan cantik itu melirik arloji. "Kau mau membicarakannya? Istirah
h kesah terhadapmu selama makan siang. Ja
Suara Cassandra terdengar ringan. "Dan satu hal,
jika itu bisa membua
atku kesal
empat biasa." Arka langsung t
menghembuskan nafas. Arkanya
emasuki mobil dinasnya. Mengi