icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

WIBU VS KPOPER

Bab 6 WIBU VS KPOPER BAB 6

Jumlah Kata:1038    |    Dirilis Pada: 22/12/2022

aa

gsung mengusik, tak dinyana ternyata Ezra yang melakukan panggilan tersebut. Seketika, Nara sedikit menyesal mengangkat panggi

M

yang lawan bicaranya anggap hal kecil, bukan hal yang aneh kalau dia merasa kesal sekarang. Me

ahan rasa getir di ujung lidah. Mendadak rasanya seperti anomali, saat kenangan lama terasa disibak tanpa sengaja

idak s

hantui," tandas pria itu. Ada nada menyesal yang teramat tipis di suaranya. "Sebagai gantinya, ayo jalan de

permint

n orang lain di masa lampau yang kentara benar tidak enaknya. Tapi dia tidak berpikiran

yu sekali, seperti bukan Nona Nara yang aku ketahui di kali pertama pertemuan. Kamu punya rasa tidak n

satu tarikan napas yang diambil, gadis itu merasa napasny

i kalau kau ti

pi, ponsel merahnya terasa panas, sama seperti hatinya yang ter

u makan siang denganku besok, mak

ang lain sekalipun Ezra memang merasa tidak enak karena sudah menghancurkan ketenangannya dengan begitu mudahnya sesuangan i

berpartisipasi, tapi kam

erniat setuju, hanya saja ... ah, memang aku malah memancingmu berceri

a." Nara menggigit bibir dengan ragu. "Maaf malah bertindak emos

buruk dengan seseorang yang tidak mau kubicarakan. Sekali lagi, maaf telah memaksamu, alasanku konyol sekali, sebetulnya. J

ma ka

kasih ju

g di antara mereka. Sebelum Ezr

ranya agak serak setelah m

ebelum berujar, lirih sekali, "Se

ngan diputu

*

ng-matang. Hal seperti pernikahan bukanlah sesuatu yang sepele, sama sekali bukan. Maka dari itu, apa yang membuatnya mau menikah dengan Ezra padahal keduanya baru ber

maaf, tapi bayangan tentang masa lalunya sungguh mengganggu. Nara bahkan masih sempat mendengar berbagai maca

mama terdengar dari belakang

lam radius dua meter di belakangnya secara tiba-tiba di keremangan semacam ini. Dengan langkah

yang dibuat lebih lirih kali ini. Wanita itu memang selalu tahu segalanya, Nara tidak pernah meragukan hal itu sediki

, gadis itu mengangguk lalu buka suara,

an erat, membuat Nara bersandar di dadanya yang nyaman. Hangat. Ada elusan di kepala si gadis saat Mama bicara lagi, "Kamu tidak perlu memaksakan diri seperti dulu ;

jodohan sama sekali. Mama tidak boleh merasa buruk hanya karena hal kecil begini. Emosi Nara saja yang membuatnya jadi lebih sensitif sekarang. Tentu, itu bu

ta demikian, hati Nara tetap terasa nyeri, pandangannya tetap buram, dan dia tetap ing

akan datang dan menyamb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka