WIBU VS KPOPER
aa
gsung mengusik, tak dinyana ternyata Ezra yang melakukan panggilan tersebut. Seketika, Nara sedikit menyesal mengangkat panggi
M
yang lawan bicaranya anggap hal kecil, bukan hal yang aneh kalau dia merasa kesal sekarang. Me
ahan rasa getir di ujung lidah. Mendadak rasanya seperti anomali, saat kenangan lama terasa disibak tanpa sengaja
idak s
hantui," tandas pria itu. Ada nada menyesal yang teramat tipis di suaranya. "Sebagai gantinya, ayo jalan de
permint
n orang lain di masa lampau yang kentara benar tidak enaknya. Tapi dia tidak berpikiran
yu sekali, seperti bukan Nona Nara yang aku ketahui di kali pertama pertemuan. Kamu punya rasa tidak n
satu tarikan napas yang diambil, gadis itu merasa napasny
i kalau kau ti
pi, ponsel merahnya terasa panas, sama seperti hatinya yang ter
u makan siang denganku besok, mak
ang lain sekalipun Ezra memang merasa tidak enak karena sudah menghancurkan ketenangannya dengan begitu mudahnya sesuangan i
berpartisipasi, tapi kam
erniat setuju, hanya saja ... ah, memang aku malah memancingmu berceri
a." Nara menggigit bibir dengan ragu. "Maaf malah bertindak emos
buruk dengan seseorang yang tidak mau kubicarakan. Sekali lagi, maaf telah memaksamu, alasanku konyol sekali, sebetulnya. J
ma ka
kasih ju
g di antara mereka. Sebelum Ezr
ranya agak serak setelah m
ebelum berujar, lirih sekali, "Se
ngan diputu
*
ng-matang. Hal seperti pernikahan bukanlah sesuatu yang sepele, sama sekali bukan. Maka dari itu, apa yang membuatnya mau menikah dengan Ezra padahal keduanya baru ber
maaf, tapi bayangan tentang masa lalunya sungguh mengganggu. Nara bahkan masih sempat mendengar berbagai maca
mama terdengar dari belakang
lam radius dua meter di belakangnya secara tiba-tiba di keremangan semacam ini. Dengan langkah
yang dibuat lebih lirih kali ini. Wanita itu memang selalu tahu segalanya, Nara tidak pernah meragukan hal itu sediki
, gadis itu mengangguk lalu buka suara,
an erat, membuat Nara bersandar di dadanya yang nyaman. Hangat. Ada elusan di kepala si gadis saat Mama bicara lagi, "Kamu tidak perlu memaksakan diri seperti dulu ;
jodohan sama sekali. Mama tidak boleh merasa buruk hanya karena hal kecil begini. Emosi Nara saja yang membuatnya jadi lebih sensitif sekarang. Tentu, itu bu
ta demikian, hati Nara tetap terasa nyeri, pandangannya tetap buram, dan dia tetap ing
akan datang dan menyamb