WIBU VS KPOPER
emuannya dengan pria-pria di luar sana. Entah sengaja atau tidak, entah direncanakan sa
nya yang memunculkan rasa tak nyaman di hati. Bukan semata karena tidak cocok, tapi karena Nara memang juga ti
erita. Awalnya, semua baik-baik saja sampai pada satu saat dimana mereka membicarakan tentang pekerjaan, pria ekstrovert menyebalkan itu langsung menukas, lugas tanpa tedeng aling-aling, "Aku tidak ma
erada di tempat sama, jelas jawaban semacam itu sudah teramat fatal buat didengar. Jadi, tanpa mengucapkan apa-apa, mereka berpisah dan enggan bertemu lagi. Awal bulan itu, Nar
rsih, tapi sangat telaten mengatur segala pekerjaannya. Apa-apaan dia harus mengucapkan salam pernikahan sekaligus selamat tinggal pada dunia kerja yang telah m
an bisa acuh tak acuh satu sama lain, Nara rasa mereka akan langsung cocok. Tidak ada drama seputar percintaan, cekcok di sana-sini, perkel
lampau mustahil diwujudkan. Mungk
tau t
alat gambar digital di tangan. Tekun, sangat tekun. Bahkan tak menghiraukan kehadirannya sama sekali. Wajah pria itu tampak betul-betul serius, menunduk
warna cokelat susu, kaos putih sebagai dalaman dan celana jeans kasual sebagai bawahan. Di samping kursi yang diduduki pria awal k
sepuluh detik, pria itu baru menukas
belum mengangguk dan menjawab dengan tenang,
eh, jemari bersemat drawing pen cekatan menggores ke sana-sini, pun s
n untuk hari ini, Nara sekilas bisa mengerti kenapa pria di depannya menginfokan untuk bertemu di kafe akhir pek
Begitu jelasnya, singkat saja
hitam itu menerbitkan senyum yang kepalang lebar sebelum ikut membuka ta
mu momen serupa. Tidak banyak yang akan memaklumi orang kebut deadline di tengah pertemuan yang seharusnya membahas kecocokan. Teta
saat sang lawan bicara sudah mulai membuka laptop dan mengetik. Pria itu tampak setengah hati saat melanjutkan, "Aku
ekspresi yang dibuat pria di depannya, dia membalas, nadanya santai sekali, "Oh, jangan khawatir, sejujurnya aku juga tidak tertarik de
t sek
ag
ling membagi ulasan bibir sarat bisnis. Tidak ada kesan keberatan
-repot ingin tahu, sama-sama fokus dengan laptop dan pen display yang ada di hadapan. Sesekali, pria itu akan tampak berpikir sebelum mengotak-atik
kau menyukai
ari pekerjaannya dan fokus pada kudapan di depan mata. Melihat manusia asing yang mengerjakan deadline satu meja dengannya m
angkir putih samping laptop. Gadis itu menyesapnya sesaat, tersenyum singkat
n sambil memainkan bibir cangkir b
num kopi yang nyaris mendingin. Ini sudah pukul sebelas seperempat, dan tampaknya mereka masih betah berdiam di sana
rmasalahkan teman kencan yang malah
aku baik-baik
u j
erjaan masing-masing di akhir pekan