CEO Saja Tidak Cukup
au nginep di san
h telepon diputus. Lekas Anam membuka lokas
o dengan dinding-dinding dari kayu jati itu. Hujan masih lebat ketika Anam memb
satpam villa yang memang sudah akrab dengannya. Laki-laki paruh baya itu
anya, Pak. Tolon
perbincangan singkat sebelum akhirnya lelaki di sana menyerahkan satu kunc
apa-apa telepon saya bara
ia mengambil dua handuk dari kamar mandi dan membentangkannya
pendingin. Ketika sampai di tempat parkir, Anam bergegas membuka mobil dan mengeluarkan kresek hitam pemberian pemilik ruko tadi. Dia sendiri
ya butuh bantuan," ucap Anam sembari membuka pon
ak ada concierge per
Sedang lelaki berseragam itu hanya menunduk dalam. Suda
uga. Bilang aku mau bicara. Bagaimana bis
endiri kemudian berlalu. Sambil tetap megomel sepanjang jalan. Langkahnya kemudian kembali ke kamar dengan membuka kresek hitam dan membeber sebuah gamis. Bagus, Anam
ia merebahkan punggung pada sandaran sofa. Mengacak-acak rambutnya dan mengusap kasar
kan gadis yang masih terpejam rapat itu. Normalnya orang pingsan akan si
lik Naya lurus tergerai. Menguarkan aroma sampo yang entah kapan dikenakan olehnya. Semakin Anam menggosok rambut itu dengan handuk, semerbak wangi menelusup semakin dalam melalui rongga-rongga dada, membu
nya lagi Naya menuju kamar mandi mengingat dirinya telah mengisi penuh bath up dengan air han
selimut sampai menutupi setengah badan mereka berdua. Tangan kekar itu lantas merengkuh tubuh telanja
ang memuakkan. Begitu juga Rofi yang kemudian meraba tubuhnya sendiri dan bergidik ngeri. Masih seolah tidak percaya A
akan concierge perempuan, Mas? Apa kamu tidak bisa membawaku ke rumah s
mereka menuju villa, gedung-gedung itu tinggi menjulang berdampingan dengan pelayanan-pelayanan publik lain. Mau bagaimanapun dia merutuk h
emudian. Keduanya serempak menengok. Terperan
rang-terangan dilarang oleh medis. Lagipula meski masih janin, melakukan aborsi juga sama saja hakikatnya den
apa pun. Baginya, saran Rofi bisa dipertimbangkan. Namun, dirinya yakin kali ini Naya benar-ben
restu? Kali ini pun akan begitu, Nay. Kecuali kalian sanggup menceritakan semua ini," imbuh Rofi lagi. Berusaha meyakinkan bahwa ide pertamany
Tanpa penjelasan apa pun, ia kemudian berlalu dengan sedikit menyeret gadis yang berjalan t
an darinya juga tidak mendapat respon. Tubuh tinggi tegap itu lantas membuka pintu.
, Anam. Kamu mau b
a restu orang tua Naya, a