Second Marriage With The Perfect Husband
dra tak berani mengatakan apa pun mes
, "sekarang di hadapanku ada dua sampah menjijikan! Keluarkan i
udnya adalah Wina dan
ty berbadan kekar datang dan langsu
kuduga sebelumnya kalau sampah yan
dih di hatiku terasa
Wina berontak d
ecurity itu den
kan ak
long! Mereka ber
entuh dia! Das
an kami
keluar sen
an! Lep
gar lagi. Kini tak ada lagi kebisingan, hanya ada kesunyian, dan aku ya
ng tak bisa kupahami. "Nona, lelaki sampah itu tidak pantas untukmu,
tahu mengapa tangannya mengepal dengan er
wanita membantuku berdiri, "nona! Apa anda
yum, "tidak apa-apa, teri
ntu, ayo ikut saya," uc
mengangg
ruangan yang seperti ruang tamu, ada
toilet di si
nona," Jawabnya de
n yang masih membekas di pipiku, air mata yang memenuhi wajahku, tangan yang membiru, baj
Air mataku kembali menetes, semua ini benar-benar menyakitkan. Yang
r dengan semua yang kuhadapi. Cukup lama aku berada di dalam toilet. Aku
sebelumnya, aku dikejutkan dengan baju-baju yang berje
f pada anda, silakan!" Ucapnya se
ua baju dengan merek-merek terkenal dan paling murah harganya di bawah lima ratus juta, a
untuk anda, silakan,"
mbil kompensasi yang mengerikan seperti ini. Walau ini sebuah hotel bes
imanya, saya akan kehilangan pekerj
bos kejam ini," Pikirku penasaran. Terlihat jelas kalau menejer itu berkeringa
gambil yang ini saja," ucapku seraya me
elap keringat dingin yang ada di wajahnya.
angat pas di badanku, seakan-akan baju ini memang sudah disediakan untukk
ian. Aku pun segera keluar
ejer. Bukan hanya kepada pak menejer saja, aku juga ber
dia tersenyum dengan hangatnya. "Tidak perlu, ini memang tugas
ponsel itu tertulis nama kakak, nomor yang ingin aku hubungi. "Apa kak devan akan mengangk
aku pun memutuskan untuk menghu
" Tanya ka Devan ya
k aku sudah bercerai dengan mas Rahendra," ucap
ana," ucap kak Devan yang sedang mengkhawati
ng dalam perjalana
edang berada di mana?
depan restor
i sana, kakak a
bai
ii
bangku mobil. Rasanya sangat nyaman, rasa kantuk mulai men
Tuk!
uk pintu kaca mobilku. Perlahan mata yang tertu
ai
ai
nggilnya be
?" Pik
atlah jelas kalau orang yang mengetuk p
apku seraya bergegas
lah yang menjadi tempat curhatku. Dia punya beragam solusi dari setiap permasalahanku. Karena itulah aku sangat sering curhat
nya, padahal sebelumnya dia bera
memelukku begitu aku keluar dari mobil, "Na
sambil menatap wajahku. "Ini ...." Nisa terk
an juga sangat terkejut. Lebih da