Second Marriage With The Perfect Husband
kau diam," u
aku sudah berlebihan,
ya, lelaki ini tidak bermaksud bu
u sudah berteriak padamu," ucapku
sih, apa kau tahu mengapa aku berikan saputa
tanyaku p
endiri," jawab l
m dengan maksudnya
bodoh," ucapnya lalu
uk-makhluk laut yang mendengar tangisanm
ngan rasa kesal yang luar biasa,
ih kepadamu, apa salahnya aku menangis, itukan tidak melanggar undang-undang! Dasar menyebalkan, dasar siluman lauu
pergi, aku
rharu. Cinta yang membingungkan, cinta yang membuat aku tak mengerti b
ada kekasihku. Pertanyaan yang membuat aku gugup sekaligus pen
kesulitan, tidak kesakitan. Siapa tahu hal itu malah lebih menyul
u kau menginginkan sesuatu dariku. Sebab terkadang aku m
. Meski begitu aku tahu satu hal. Aku benar-be
gitu baik. Aku menikahi seorang lelaki y
, aku tak in
diam. Namun jawaban akan jelas setel
hembusan y
menyesakkan, membing
ar lelah. Apa
ukan segala hal yang kubisa. Aku ber
pada akhirnya ak
kepadaku, dia ingin menikahi wina. Wanita ya
i. Yah, televisi itu hanya sebuah alasan saja, "mas ..." ucapku pelan. Aku sudah member
noleh dan
a mawar untuknya. Aku sudah menyiapkannya. Bunga mawar adalah bu
a yang harum dan cantik, seperti
p untuk membahas hal itu, "hahaha!" aku tertawa geli. Sebenarnya aku ingin mena
t cantik, duri itu untuk melin
di mawar itu bisa melukai tanganmu,"
ri," Gurau mas Rahendra. "Aku akan melindungimu, sep
ngadahkan kepalaku, "mas ...." ucapku p
il mengelus kepalaku, "kamu memang
...?" Tanyak
a yang akan dikatakan oleh suamiku itu, dia ingin membahas tentang Wina. Aku masih belum siap, aku paham jika seorang lelaki yang t
hal itu, aku berusaha menga
hari ini kamu mau makan apa, aku m
a berhenti membicarakan itu. "Kumohon jan
n apa, hari ini aku kokinya," ucapku sam
uamiku tertawa
edekku!" Sahu
enti, sudah jangan
" Tanyaku
Rahendra bisa tertawa bahagia bersama. Walau sebenarnya aku tahu, suasana romanti
asak?" l
i meledekku. "Kamu mas ya, kamu meragu
ni," ucapnya sambil mengg
hir kali kamu ma
aku lagi ya!" potongku sambi
inta maaf ya," sahutn
an kaki pergi. Aku tak ingin membahas tentang per
.." Pangg
e
isa menghindari
nkan aku me
ee
ing. Di saat yang seperti ini aku terdiam, bagaim
Keputusannya masih belum berubah? Aku benar-benar tak h
kegelapan yang dalam. Suamiku tak mengubah keputusannya. Dia
berteriak namun
aannya, "mas ..., berdosakah aku jika me
engan ucapan yang lembut. Di
... merasa bersalah kepad