Takdir Cinta Sejati
olak, ketika takdir sudah menet
(Ai
**
ng di balik jendela. Menatap pepohonan yang tumbuh segar di a
adi malam membuat rasa bersa
amu akhiri sendiri. Tapi ingat! Aku tidak akan perna
ah? Bahkan jika aku sudah me
s menjambak ram
t jawaban apa pun dari Ayah dan Ibumu. Jangan membuatku semakin gila dengan keputus
i pun aku akan melamarmu. Kita menikah." Bagas memegang kedua tan
, Bagas!" sahutnya. Dengan ai
Kalau perlu aku akan menculikmu malam ini j
mengertil
engerti, Airah!" teri
alasannya, apa kamu mau
rnah melakukannya." Bagas
il tangan kanan Bagas seraya membawany
ang butuh Ay
kan keningnya.
bulan dan pria itu adal
Airah. "Apa kamu pi
bukti? Aku punya
i menjambak rambutnya, membu
bil menatapnya tajam. Membuat si empunya mering
kamu men
asa sakitnya tak sebanding dengan
mencoba melepaskan tang
a, hah, " bentak Bagas, yang
kan sepatah kata. Dia tahu, dia salah, tapi wanita
dengar suara seseorang. Tapi tidak dengan pria di de
angan Bagas di bahu Airah, membu
Adnan bertanya sambil me
mengan
rentak menoleh mendapati Bagas ya
ikahan kalian lancar. Dan Airah..." Ia menatap wanita itu dengan t
tangannya saat ia hen
butuh waktu untuk m
bagaimana amarah, kecewa pria yang namanya masih te
u baik-baik
nnya itu. Menumpahkan segala kepedihan yang tengah ia rasakan. Ada rasa sesak yang t
lah jalan yang terbaik untuk ka
? Dia ingin bersama dengan pria itu, pri
kedua pipi sang buah hati sambil menghapu
engambil cuti unt
mengan
. Mungkin terdengar sulit, tapi seperti itulah adanya. Pendidikan menurutnya adalah hal yang paling utama. Lagian kampus
ai packing. InsyaAllah,
*
sar itu melaju cepat
a saling meremas satu sama lain. Mencoba menyalurkan kegugupannya. Matanya menatap k
tu. Air mata yang sejak tadi ia tahan seketika luru
t punggung tangannya, sontak
semuanya akan
uman beralkohol di tangannya, beberapa barang juga tampak berserakan d
tangannya meraih pecahan botol, menatapnya hampa seraya tersenyum miring, alam bawah sadarnya berputar pada pengkhianatan yang telah dilakuk
ang penuh frustasi. Cacian dan
ggilan diiringi ketuka
buka p
mohon buka p
uka pin
n seruan namanya. Ia butuh sesuatu untuk m
enatap pecahan botol
ngan!" Titah pria paru
iberi titah itu membawakan bend
amar tersebut, benda-benda yang biasanya tersusun
ag
ke arah pria yang tengah b
lihat darah yang mengalir dar
ang yang tengah berada dalam ruangan t
ama haln
Panggil
kita ke rumah