Menikahi Om-Om
Sebenarnya ia tak begitu peduli dengan gadis kecil centil yang berstatus istri Ghailan
pernah kehabisan ide untuk berulah, bahkan di ruangan tamu orang yang sangat diseganinya. Jika ibu-ibu TNI lain merasa sungkan dan begitu menjaga sikap di depan ibu ketua dal
lang. Kasihan Najla," tim
-sering ke sini,"
gangguk. "S
pipi Najla sembari mem
sepertinya gadis manis itu terlanjur nyaman melakukan drama putri tidurnya. B
ya dengan sangat hati-hati. Dari tempat duduknya Eliza melihat semua itu dengan tatapan sendu. Lelaki yang sangat diharapkan menjadi
jaket miliknya ke tubuh Najla dan berjalan kelu
a loh," ujar Mama Eliza saat melihat motor
ti Najla saya bangunkan
a dikembalikan. Motornya aman kok di sini." Eliza memberi sol
ma kasih. Najla biasa
elalu dengan kepercayaan penuh
begitu, kami permis
salam wara
n langkah ringan Ghailan berjalan menuju tempat motornya terparkir. Najla yang masih melanjutkan aksi tidur canti
sosok yang sejak tadi tenang da
r
akitan. Ia berdiri sambil mengelus pantatnya yang ngilu. Di depannya Ghailan bersikap masa bodo
jla yang terbiasa menjadi bos dalam hidupnya sendiri s
?" Ghailan menatap
langsung menurunkan tangan saat melihat intimidas
ini, saya ceburkan di kolam asrama!" an
aliran pembuangan rumah tangga penghuni asrama yang biasa dipakai sebagai arena latihan dan kebanyakan untuk merendam prajurit yang tidak disiplin. Tentu saja Ghailan tidak main-main deng
gan
nnya di besi belakang motor. Bukan Najla namanya kalau tidak membuat pusing Ghailan. Pria dewasa i
aj
ng ucapan Ghailan de
ngan
tutup helm. Dengan perasaan kesal yang bertumpuk-tumpuk, Najla mengaitkan kedua lengannya melingkari pi
ak waktu, hanya beberapa menit, kedua orang berbeda generasi itu ak
r." Najla yang baru saja turun d
enuju rumah. "Cepat, Om! Buka pintu! Najla capek!" te
terlalu mempedulikannya. Ia memarkirkan motornya tanpa terg
bisa karatan atau gimana?" Ghailan ber
n Najla akan tumbuh menjadi gadis manis dan lembut. Dulu saat kedua orang tua Najla masih ada, Ghailan sering main ke rumah mereka, Najla yang dulu adalah gadis kecil yang manis,
kademi militer, diapit oleh dua orang sahabat yang sudah ia anggap sebagai keluarganya. Ghailan menyentuh wajah bayi yang sedang terlelap dalam gendongan ibunya, Naj
dengan wajah masam. Semua hal di rumah ini terasa kuran
ke arah lemari penyimpanan dan mengeluarkan
gingatkan Najla yang kebiasaan m