Jafier, Si Gadis Hutan
dapat menemukan siapa pun di sana. Mereka berdua bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya terjadi. Menga
an
an, lalu berjalan menuju arah datangnya suara, ternyata suara itu berasal dari kamar Zaidan. Pemuda tampan itu membuka pintu kamarnya dan mulai berjalan masuk ke
paling terdiam saat melihat lemari Zaidan bergerak. Setelah memberi isyarat kepada Umar, mereka berdua mulai berja
kannya saat melihat sosok di dalam lemari. Seorang wanita cantik berdiri di sana deng
s. Zaidan menutup mulut Umar, bertanya pada dirinya sendiri dan memperhatikan sosok wanita cantik di depan mereka. Wanita itu men
tanya pada wanita itu. Tapi wanita itu tidak menjawab,
ita gila," bisik Um
ini ke security Vil
, Zaidan masih ada bersama wanita misterius itu. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh wanita tersebut sangat tidak waj
an mencoba mengajuka
tampan itu. Saat Zaidan mendekat, dia melihat kalung yang menemp
anya untuk memastikan bahwa na
ia berasal, dan dia tidak tahu bahasa manusia. Dia tidak pernah mendengarnya. Sikap wanita itu kembali membuat pemuda tampan it
ta itu keluar dari vila Zaidan. Wanita itu tersenyum pada Zaidan, seolah dia tidak takut sedi
sikap dan perlakuannya salah dengan membiarkan wanita itu diambil oleh petugas keamanan namun beberapa saat kemudia
dan kembali ke dapur untuk membersihkan rumah
a kamu bisa diam saat aku membersihkan rumah ini?" Zaidan mendekati asisten p
pi dia tidak bisa mengalihkan pandangan dari ponsel di tangannya. Melihat Umar
henti saat melihat gambar di telepon. Wajah pemuda
patkan gambar ini?" t
a barang di tangannya, lalu berlari keluar rumah. Umar tidak mengerti apa yang
tangan kirinya. Gambar tato yang membuat Zaidan trauma seumur hidup karena
*
enggan berbicara dengannya. Pagi itu seperti biasa keluarga kecil itu sedang menikmati sarapan bersama. Lana terus memperhatikan ibunya. Dia sangat in
dalah ayah yang selalu hadir di sisi gadis itu. Ayah yang sama yang selalu memberik
gerjakan skripsi sekarang. Sebentar lagi sa
era seseorang akan membawanya pergi dari rumah ini. Rumah ini akan sepi lagi
senang jika putri kami kembali. Kenapa papa ini begitu kejam berkata seperti itu? Apakah papa benar-benar tidak ingin Javi
seorang putri yang luar biasa sekarang di depanmu. Anak kami sangat mirip denganmu, "kata pria paruh baya itu, berusaha menenangkan istrinya. Ia s