SENYUM MARISSA
kubikel milikku. Buru-buru aku menghentikan mengetik
enolak tawaran Nanik untuk i
napa jadi kayak kejar setoran sih?" Nanik men
memang benar. Akhir-akhir ini, aku lebih m
dah tidak lagi, merengek-rengek, menangis, setiap kali berdoa. Jika dulu aku selalu berurai air mata meminta untuk segera diberikan ke
enghiasi amplopnya. "Wah! Diva ulang tahun ya!" Aku meraih amplop dari tangan Nanik. "Hmm ... tahun ini, temany
Oh iya, tahun ini, kamu wajib datang, ya! Aku tidak mau kalau cuma terima
sempat selesai kalimatku, Nan
, tahun lalu dia kecewa kamu nggak bisa dateng. Aku tahu, waktu itu, kamu
, ya. Diva sudah mau masuk SD! Koleksi bonekanya sudah baaanyak banget!" Nanik mengedipkan sebelah matanya sambil tertawa kecil.
awa dimsum kesukaanmu." Ucapnya sambil ber
⚜️
satu ruangan denganku keluar lebih dulu. Aku enggan berbasa-basi dengan mereka. Di kantor hanya Nanik saja pegawai yang dekat den
tidak meneleponnya, bisa-bisa Mas Hendra datang menjemput ke kantor seperti biasanya. Mak
adiah untuk Diva, sekaligus hadiah kejutan buat mas Hendra. Dua hari lagi, ulang tahun per
ndra langsung menyamb
rtinya hari ini mas ngga
as Hendra terden
yang mesti direvisi." Aku memberi alasan, "mas be
, belum meluncur ke sana. Soalnya ini juga baru mau be
aku menelepon lebih dulu. "Syukurla
ti kamu pul
san taksi online saja." Aku meyaki
ya." Mas Hendra berpesan sebe
⚜️
h dari kantor, cukup dekat hingga hanya perlu b
yang rutin berjaga. Petugas itu yang akan memeriksa s
erima semprotan hand sanitizer d
an tengah mall. Para pengunjung dapat melihat boneka beruang berukuran raksasa yang menjadi cent
jika pihak mall sengaja mendekorasi mall dengan aneka pernak pern
leh pengunjung membuatku
as Hendra aku memutuskan untuk langsung pulang. Kasihan mas Hendr
enjadi buram. Aku mencoba untuk mencari tempat bersandar dan berpegangan. Sayangny
dian, semua menjadi
n seiring aku mencoba un
l membangunkanku. Dengan kepala yang masih aga
berwajah manis t
using. Beruntung ada orang baik hati yang membawa Ibu ke klinik kami."
nya, lebih baik, Ibu tanyakan saja langsung sama
rdiri di dekat ranjang tempat ku te
erima kasih atas
-lagi dokter itu tersenyum." Bagaimana? Apa masih
dikit si
keluar karena terlalu te