DELUNA
p ka bawah. Hutan hijau dan pepohonan besar berbaris r
seperti ini." Suara Deluna beegetar. Wajahnya terlihat menyimpan kemarahan yang be
rimu," kata Deluna lalu berbalik
uah suara aneh bertanya kepadanya. Deluna men
irkannya dan aku tak perlu mem
benar-benar bisa berbicara. Deluna melangkah lebih cepat. Ketika ia tiba di sebuah batu besar, ia
n perintahmu, Deluna!
duli dengan ancamanku. Ia juga telah mempermalukanku. Aku pastikan ia membayar lebih atas perbuatannya." Deluna berkata lalu duduk pada akar pohon besar
Deluna." Kuda
?" tanya
nnya untuk mendap
i baga
cari tahu, apa
rdiam dan
ddy kembali kesini. Kiddy yang ha
rung hantu kesa
an sembab. Ia terisak sambil sesekali mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Hari semakin gelap. Gadis itu menyandarkan tubuhnya ke pohon besar itu dan memejamkan m
tidur. Jika kau menggangguku aku akan m
menjadi batu?" Tiba-tiba burung itu
bisa berbicara?
an memahami ucapanku?" Burung itu b
bertanya. Kini gadis itu percaya bahwa burung it
g ada di h
gguh ada hantu disini?"
dari pohon yang ada di depannya. Gadis itu spontan berdiri.
na?" seruny
iar kutebak. Kau
au
jadi? Mengapa kau menangis?" Pohon itu berbicara lagi. Masih kebingu
u baik-baik saja,
t sedih seperti baru saja kehilangan sesua
*
dy," lanjut
apun itu, apakah kalian berdua adalah hantu?" G
sa berbicara dengan kami. Manusia sebelumnya yang datang kesini tak ada yang bisa me
aku pikir aku juga tidak mungkin bisa mendengar d
nusia. Bagaimana mungkin kau bilang bahwa kau
nya. Seketika, ranting kayu kering itu berubah menjadi sebuah tongkat putih yang bersina
itu diam tak menjawab. Ia memegang tongkat itu lalu perlahan duduk di
denganmu? Kau terliha
emilih wanita lain. Aku sangat kecewa. Sangat menyakitk
ga dia meninggalkanmu?" Kiddy si burung
siapa
dengan seorang raja. Aku terlalu percaya dengan kekuata
ksudku apakah kau adalah penyihir jahat atau mun
di diam kini ikut berbica
njadi batu. Semua orang terkejut. Aku pikir mereka akan senang dan berterima kasih kepadaku tetapi ternyata aku salah. Mereka menatapku dengan tatapan ketakutan. Satu persatu mereka meninggalkanku. Mereka bahkan menuduhku bahwa aku yang membawa harimau itu datang. Aku sudah mencoba menjelaskan tetapi tak ada yang mau mendengarkanku bahkan pria yang aku cintai tak percaya kepadaku. Ia malah pergi meninggalkanku. Aku tetap berdiri di halaman istana sepanjang malam berharap ia akan datang kepad
ertiup pelan. Gadis itu mengangkat wajahnya menatap ke langit. Ma