Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sepuluh tahun yang lalu di salah satu ruang kosong kampus.....
Gadis muda itu membiarkan saja saat tangan pemuda yang dia cintai menjamah tubuhnya secara kasar.
Gadis itu memilih untuk memejamkan matanya karena merasa enggan untuk melihat tingkah binal yang tengah dia lakukan bersama pemuda yang memiliki pesona luar biasa.
Tubuh gadis itu berbaring pasrah di atas lantai ubin dingin dengan tindihan tubuh pemuda yang tengah dilanda nafsu.
Pemuda itu dalam keadaan sadar saat melakukan hal bejat ini. Dia menyadari bahwa seharusnya dia tidak menjamah tubuh gadis ini. Gadis yang sudah menjadi teman baiknya.
Namun akal sehat pemuda itu sudah hilang entah ke mana saat melihat tubuh polos, tanpa memakai busana, milik gadis muda yang menyerahkan tubuh secara sukarela padanya.
"Pelan-pelan Drew," Pekik gadis muda itu dengan jemari mencengkeram erat bahu pemuda yang berada di atas tubuhnya.
Andrew semakin gelap mata saat sekelebat ingatan percakapan yang terjadi semalam kembali hinggap di pikirannya.
Ucapan terakhir yang diucapkan sang kekasih sebelum memutuskan hubungan mereka.
"Kakak tiriku ternyata menyukaimu. Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini."
Ya, Andrew merasa frustrasi karena kekasih yang telah dia kencani selama setahun terakhir ternyata memilih untuk melepas dirinya demi kakak tiri sang kekasih. Perempuan yang Andrew kenal sebagai teman baiknya.
Andrew berteriak memanggil nama Anna saat mencapai puncak pelepasan padahal sosok Zefanya yang tengah dia gagahi. Bukan Anna.
Zefanya, nama gadis itu, meneteskan air mata setelah mendengar nama Anna yang Andrew teriakan.
Zefanya menahan dengan telapak tangannya saat tubuh Andrew hendak menyetubuhinya lagi.
"Stop it. Aku tidak mau melakukan ini lagi," Isak Zefanya mendorong tubuh kekar Andrew yang masih berada di atas tubuhnya.
Andrew mendengus jijik, mengangkat tubuhnya menjauhi tubuh Zefanya.
Andrew bangkit berdiri lalu membelakangi Zefanya saat mengenakan pakaiannya kembali.
Zefanya berusaha untuk bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk namun dia merasa tidak sanggup melakukan hal sederhana seperti ini. Pangkal pahanya terasa kebas dan area kewanitaannya terasa perih. Mungkin telah sobek akibat hujaman demi hujaman tanpa henti yang Andrew berikan. Bahkan punggung Zefanya terasa remuk redam. Dia tengah terbaring tanpa alas di atas ubin keramik yang dingin dan keras. Tanpa bisa bergerak leluasa, Zefanya kembali berbaring dan menutup matanya dengan lengan.
&+&+&
Saat Andrew sudah selesai berpakaian, dia memilih menoleh sekilas ke balik punggungnya. Menatap tubuh telanjang Zefanya dengan tatapan hina dan untung saja Zefanya tidak melihat tatapan tersebut.
"Aku tidak menyangka bahwa kamu ternyata berhati licik. Rela melakukan segala cara untuk mendapatkan diriku," Cemooh Andrew membuang wajah ke arah lain.
Zefanya mendengar ucapan sarkas yang keluar dari mulut Andrew namun dia memilih untuk diam.
Dia lelah dan menyesal.
"Walaupun kamu sudah memberikan seluruh hati dan tubuh secara cuma-cuma untuk diriku tapi cintaku hanya untuk Anna. Gara-gara kamu, Anna memutuskan hubungan kami. Dasar tidak tahu malu. Tega merebut kekasih adikmu sendiri. Pantas saja tidak ada yang menyayangimu secara tulus. Jangan pernah coba-coba untuk muncul kembali di hadapanku jika tidak ingin kubuat menyesal," Jemari Andrew mengambil sebuah kamera video yang dia taruh di sudut ruangan dan telah menyala sebelum masuk ke ruang kelas kosong ini.
Andrew melangkah pergi tanpa menoleh untuk melihat Zefanya.
&+&+&
Zefanya perlahan bangkit berdiri dengan tubuh gemetar setelah berhasil mengatasi rasa sedih dan malu. Air mata sudah tidak lagi keluar.