/0/28624/coverorgin.jpg?v=fed94a2e5fc1377317852acfd51dc459&imageMogr2/format/webp)
BAB 1 : Menjelajah Hutan Gunung Lawu
Sorot mata tajam dibalik semak-semak, serta bunyi binatang malam membuat kuduk lima pemuda Sang Penjelajah Malam seketika berdiri. Langkah kaki semakin berat bersamaan dengan deru nafas yang juga semakin sesak mereka rasakan, namun perjalanan mesti diteruskan sebelum Matahari terbit. Tak peduli jika mereka sama-sama ketakutan, yang terpenting mereka harus tetap berjalan.
Yah, namanya juga Penjelajah Malam, pasti hal-hal yang berbau misteri dan mistis yang dicari. Hanya bermodalkan led flashlight, head lamp dengan spy cam, beberapa perangkat computer serta beberapa roti dan minuman dalam ransel, petualangan pun dimulai. Persiapannya bisa dikatakan tidak terlalu matang, tapi memang inilah yang mereka cari.
Kelima pemuda berusia sekitar 21 tahun ini memang sangat menyukai aktifitas yang baru-baru ini sedang trend. Menjadi Youtuber dengar ratusan hingga jutaan Subscriber dan Follower adalah visi mereka disela-sela kesibukan mereka sebagai karyawan dan wiraswasta. Kelimanya berasal dari kota dan kompleks yang sama di daerah Karanganyar Jawa Tengah. Kelimanya baru akrab setelah mengikuti kegiatan Jum’at Berkah di Masjid Kompleks.
Semua orang juga akan mengatakan mereka tidak ada pekerjaan, tapi di sinilah adrenalin di uji. Tempat yang angker dengan pohon-pohon tua berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Tetap berjalan ke depan dengan harapan akan kembali dengan selamat. Tentu saja mereka memiliki tujuan mengapa bisa berada di sini.
Beredar kabar kalau mereka menyukai gadis yang sama. Seorang anak Pak Ustadz yang masih sangat lugu, berparas mirip seperti seperti Pevita Pearce, aktris yang membintangi beberapa film sepert “5CM”, dan film horor seperti “Sebelum Iblis Menjemput”. Rinda yang tinggi, putih semampai sehari harinya memakai jilbab Syar’i, dengan dress atau biasa disebut gamis dan penutup kaki syar’i ala hijabers.
Begitu ayunya Rinda dimata mereka, sampai-sampai kelima pemuda kompleks itu saling memperebutkan satu sama lain. Arinda Maulidia adalah anak semata wayang Pak Ustadz Solihun sekaligus Ketua RW setempat, yang saat ini berusia 18 tahun. Sangat disayangkan kalau sampai tidak segera melamar sang gadis tercantik dan sholeha. Dia paket lengkap, laki-laki yang bisa menaklukkan hatinya pasti sangat beruntung.
Kelima pemuda itu berhenti di depan pohon tua yang begitu besar, daunnya juga banyak dan menjulang tinggi. Mereka mengarahkan sumber penerangan ke arah atas pohon. Cukup menyeramkan memang, mereka sudah capek Karena berjalan terlalu lama. Tapi misi ini harus tetap dijalankan untuk mendapatkan perempuan yang sangat sempurna seperti Rinda.
“Aku yakin jika kalian akan menyerah baru setengah jalan,” ujar salah satu pemuda yang bernama Rendy.
Kelima pemuda itu bernama Kang Arya, Rendy, Deny, Putra dan Ryan. Paras mereka cukup rupawan. Apalagi senyumnya, kaum hawa akan terpekik melihatnya.
“Jangan asal bicara, siapa tahu malah dirimu yang berhenti di tengah jalan karena cupu,” kali ini yang bersuara adalah Ryan.
“Sudahlah, tidak ada gunanya kalian bertengkar. Kita tidak akan tahu siapa yang bertahan di sini, jika kita mau menang. Cukup berpegang teguh kepada Iman dan Allah,” sahut Kang Arya menengahi. Kang Arya merupakan orang paling bijaksana di sini, ia tidak mau terjadi perdebatan yang tidak berguna.
“Benar apa kata Kang Arya, kita bersaing dengan sehat. Kita sama-sama mau memiliki Rinda, siapa yang bertahan di situ yang menang,” celetuk Deny dan mendapatkan anggukan dari mereka semua.
/0/13435/coverorgin.jpg?v=b1f0165ac2936ce2f86b499f2b11694c&imageMogr2/format/webp)